Kegiatan badak monoton. Berkubang dalam lumpur, menggosok badan, makan siang, berendam air, tidur siang, makan sore, tidur malam hingga dilanjutkan pagi harinya.
"Seluruh aktifitasnya terekam dalam cctv di pagar kandang. Pawang bergantian memantau aktifitas badak selama 24 jam," Arif.
Selama itu pula, mereka mengidentifikasi ciri fisik badak setinggi 101 centimeter dan berat 356 kilogram. Ukuran badannya terbilang kerdil bila dibandingkan sejawatnya badak sumatra berukuran lebih kekar setinggi 145 centimeter dan berat 800 kilogram.
Selain itu, gigi seri badak kalimantan saat dihitung, ada empat buah. Ini lebih banyak dari badak sumatra yang hanya dua buah.
Bahkan uniknya lagi, ciri ciri fisik badak kalimantan pun berbeda dengan kerabat dekatnya, badak di Sabah Malaysia. Badak negeri jiran sedikit lebih besar dengan tinggi 120 centimeter dan berat 550 kilogram.
Hanya memang, kajian genetiknya menempatkannya dalam rumpun populasi badak sumatera. Soal keberadannya ribuan kilometer di Kalimantan masih misteri. Belum ada penjelasan ilmiah keberadaan badak Sumatera di Kalimantan.
Pahu sendiri terperangkap lubang jebakan tim rescue di sekitar Sungai Kedang Pahu Kabupaten Kubar Kaltim, November lalu. Lokasi penemuan badak berdekatan dengan Sungai Pahu yang merupakan salah satu anakan Sungai Mahakam. Dari nama sungai inilah badak Kalimantan itu diberi nama Pahu.
Penangkapan Pahu berawal dari mitos soal keberadaan satwa langka badak di hutan. Bertahun tahun, masyarakat Kaltim mendengar rumor kawanan badak. Informasinya banyak bersumber dari warga adat dan pegawai perkebunan yang menjumpai langsung.
Fakta keberadaan badak ini terjawab pada bulan Maret 2016. Tim rescue mendapati badak berusia 10 tahun terjerat senar jebakan pemburu. Badak itu langsung dievakuasi ke kantong populasi I Kubar.
Sayangnya, badak dinamai Najag ini gagal bertahan hidup. Badak sumatra ini menderita infeksi akut di kaki kirinya dimana terdapat luka jeratan sedalam 1 centimeter. Kini badak kalimantan itu diperkirakan tinggal tiga ekor di Kalimantan.
"Petugas rescue ada 40 orang yang mengawasi aktifitas badak selama 24 jam," tutur Arif.
Untuk keselamatan sang badak, area pemantauan diperluas hingga perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara) dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Saat bersamaan, penggiat lingkungan sedang mengupayakan aktifasi pembangunan suaka badak seluas 6.700 hektare berlokasi di Kelian Kubar. Lokasi suaka ini nantinya bisa menjadi pusat perkembang biakan satwa badak di Kalimantan.
"Kita mengetahui jumlah populasi badak sangat memprihatinkan di Kalimantan. Temuan Pahu menjadi awal pembibitan badak," ungkap Arif.
Sementara ini, sudah tersedia sarana kandang khusus perawatan, pembibitan dan infrastruktur tim rescue lapangan. Secepatnya akan ditambah sarana baru seperti pedok, kandang rawat, karantina, klinik satwa, pondok pawang, pembibitan pakan dan infrastruktur.
Arif mengatakan, manusia harus campur tangan aktif dalam upaya penyelamatan keberlangsungan badak di Kalimantan. Proses perkembangbiakan diupayakan dengan mengawinkan spesies badak yang sama.
Tugas utama adalah mencarikan badak jantan dijodohkan dengan Pahu.
"Ini program jangka panjang yang akan berlangsung selama 25 hingga 100 tahun kedepan. Nantinya setelah dirasakan cukup banyak bisa di lepas liarkan di suatu kawasan yang dipastikan steril," tegasnya.
Tim rescue mencari kelompok kawanan Pahu yang masih tersisa. Bukan perkara gampang mengingat luasnya medan harus dijangkau. Apalagi mereka mengejar waktu dengan para pemburu liar.
"Kalau ada badak pejantan akan dikawinkan dengan Pahu," sebutnya.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2VZuweZBagikan Berita Ini
0 Response to "Penantian Panjang Badak Pahu Menunggu Jodoh"
Post a Comment