:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2766763/original/032913600_1554115960-AKP_Ozan_Kose.jpg)
Liputan6.com, Ankara - Pemilihan umum Turki yang bertujuan untuk memilih setidaknya 1351 wali kota dan 20.500 anggota dewan di 81 provinsi, telah dilaksanakan. Sebuah penghitungan awal menunjukkan bahwa Partai Presiden Erdogan, Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP), telah kalah di Ankara dan Istanbul.
Media pemerintah melaporkan kekalahan AKP di dua kota utama tersebut pada Minggu, 31 Maret 2019. Mansur Yavas dari blok oposisi telah mengalahkan kandidat AKP secara signifikan untuk pemilu Ibu Kota Ankara. Hal itu pertama kalinya sejak 17 tahun dikuasai AKP, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Senin (1/4/2019).
Di Istanbul, kandidat oposisi Ekrem İmamoğlu mengumumkan kemenangan pada Senin, mengklaim telah berhasil mendapatkan 28.000 suara. Namun, beberapa menit kemudian gubernur Istanbul mengatakan bahwa Binali Yildirim dari AKP memenangkan pemilu dengan 4.000 suara.
Penghitungan ulang suara kemungkinan akan dilaksanakan, menanggapi klaim kemenangan dari kedua kubu tersebut.
Perlu diketahui, hingga saat ini 90 persen suara telah dihitung. Dari hasil awal, diketahui bahwa AKP mengalami kekalahan signifikan di sejumlah daerah, sejak kekuasaan partai itu pada 2002 lalu. Kendati demikian, secara umum AKP masih memimpin dengan 45 persen suara. Sedangkan CHP mendapatkan sekitar 30 persen.
Sementara itu, Partai Demokrat Rakyat pro-Kurdi (HDP) berhasil mendapatkan beberapa kursi di bagian tenggara Turki.
Erdogan Akan Sportif?
Menanggapi hasil awal pemilu, Erdogan mengatakan bahwa ia akan bertindak sportif.
"Setiap kemenangan dan setiap kekalahan adalah kehendak rakyat kita dan juga sebuah prasyarat demokrasi yang harus diakui," katanya di Istanbul sebelum terbang ke Ankara.
"Kami (AKP) akan mengakui bahwa kami memenangkan orang-orang kami di daerah yang dimenangkan dan akan mengakui (pula) bahwa kami tidak cukup berhasil di daerah di mana kami kalah," lanjutnya.
Perlu diketahui bahwa Presiden Turki itu tidak sempat ikut serta dalam pemungutan suara. Namun, ia telah berkampanye tanpa lelah selama beberapa minggu terakhir. Ia juga sempat mengatakan bahwa pemilu menentukan "kelangsungan hidup nasional," mengajak warga negaranya untuk tidak golput.
Sejumlah pihak mengatakan bahwa kekalahan AKP di sejumlah daerah berhubungan erat dengan ketidakpuasan rakyat terhadap kemampuan Erdogan mengatasi inflasi. Khususnya, para kalangan kelas pekerja yang merupakan massa mengambang.
Seorang pemilih mengatakan bahwa ia sebetulnya bosan dengan pemilu, namun memutuskan untuk tetap menggunakan hak pilihnya.
"Kami bosan dengan janji-janji perubahan," katanya, saat ditemui di tempat pemungutan suara di Istanbul.
Simak pula video pilihan berikut:
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak para pemimpin negara-negara muslim untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Palestina.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "17 Tahun Berkuasa, Partai Erdogan Kalah di Pemilu Ankara dan Istanbul?"
Post a Comment