Search

Ilmuwan Temukan Petunjuk soal Kehancuran Bumi Kala Matahari Mati

Liputan6.com, London - Temuan menarik dijumpai para astronom University of Warwick, Inggris saat memindai langit menggunakan Gran Telescopio Canarias yang berada di La Palma, Canary Island.

Mereka menemukan keberadaan sebuah puing arkeologi galaksi. Fragmen -- yang sebagian besar tersusun dari besi, nikel, dan logam itu -- adalah sisa dari inti planet tak dikenal, yang sudah hancur.

Material planetesimal tersebut kini mengorbit bekas bintangnya, SDSS J122859.93+104032.9, yang sekarang menjadi katai putih (white dwarf). Fragmen itu mengorbit sekali dalam 123 menit atau sekitar 2 jam. Sementara, jaraknya sekitar 410 tahun cahaya dari Bumi, di konstelasi Virgo.

Para ilmuwan memperkirakan, ukuran diameter fragmen tersebut antara 1 mil hingga ratusan mil. Material itu cukup padat, untuk lolos dari kehancuran akibat ledakan dan evolusi lanjutan dari bintang yang sedang menuju kematiannya itu.

"Fakta bahwa kami menemukan sebuah benda yang mengorbit dalam periode dua jam adalah bukti nyata bahwa sebuah planet dapat selamat dari proses (kematian bintang) yang merusak itu," kata Christopher Manser, ahli fisika di University of Warwick di Inggris, seperti dikutip dari The New York Times, Sabtu 6 April 2019.

Hasil temuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Science.

Katai putih adalah hasil akhir yang ditinggalkan ketika sebuah bintang, yang ukurannya sebesar atau lebih besar dari Matahari, kehabisahan bahan bakar, menuju kematian. Ukurannya kemudian menyusut menjadi bara padat seukuran Bumi sebelum akhirnya mendingin.

Alam semesta dipenuhi dengan 'batu nisan' yang padat dan dingin seperti itu.

Ilustrasi katai putih (scitechdaily.com)

Sebelumnya, dalam proses menuju kematiannya, bintang-bintang akan menjelma menjadi raksasa merah (red giant), yang akan menghancurkan planet-planet di bagian dalamnya.

Dan itu yang akan terjadi pada Bumi dan Matahari. Dalam 5 atau 6 miliar tahun yang akan datang, Sang Surya akan membengkak jadi raksasa merah. Jika itu terjadi, niscaya tak akan ada makhluk yang bertahan hidup di Bumi.

"Berdasarkan konsensus umum, dalam 5 sampai 6 miliar tahun dari sekarang, dalam Tata Surya kita, katai putih akan menggantikan posisi Matahari, yang dikelilingi Mars, Jupiter, Saturnus, planet-planet luar, serta asteroid dan komet," kata Manser.

Tak ada yang tahu, apakah akan ada yang tersisa dari objek fisik yang sekarang dikenal sebagai Bumi -- mirip fragmen yang baru ditemukan. Bisa jadi planet manusia akan binasa seiring kematian Matahari.

Fragmen planet yang baru ditemukan hanya berjarak sekitar 320 ribu mil dari katai putih. Secara teknis, kini ia berada di dalam radius asli bintang itu.

Para ilmuwan mengaku, tak mengira akan menemukan fragmen yang solid dalam jarak sedekat itu.

"Bintang itu semula berukuran sekitar dua kali massa Matahari. Kini, (dalam bentuk) katai putih, ukurannya hanya 70 persen massa Sang Surya," tambah Christopher Manser. Ia diperkirakan meledak 100 juta tahun lalu.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2D4kHVT

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ilmuwan Temukan Petunjuk soal Kehancuran Bumi Kala Matahari Mati"

Post a Comment

Powered by Blogger.