Search

NASA Teliti Pancaran Sinar Aurora yang Bercahaya di Norwegia

Liputan6.com, Washington DC - Dari daratan, the dance of the northern lights atau aurora borealis, bisa terlihat damai. Tetapi cahaya berwarna-warni yang berkilauan itu adalah hasil dari benturan keras antara atmosfer Bumi dan partikel-partikel dari matahari.

Sinar-sinar cantik tersebut adalah energi kinetik dan panas yang dilepaskan dari tabrakan itu, yang tidak terlihat oleh mata telanjang, menurut NASA.

Untuk itulah, badan antariksa pemerintah Amerika Serikat ini meluncurkan Auroral Zone Upwelling Rocket Experiment (AZURE) demi memahami kontribusi yang dilakukan aurora terhadap jumlah total energi yang masuk dan meninggalkan sistem geospace Bumi --disebut sebagai auroral forcing.

"Semakin banyak kami mempelajari aurora, maka semakin sering kami memahami tentang proses mendasar yang mendorong ruang dekat Bumi --wilayah yang tidak hanya menjadi rumah bagi para astronaut, tetapi juga komunikasi dan sinyal GPS yang beguna untuk kehidupan manusia di dunia ini," kata NASA dalam situs web mereka, dikutip pada Senin (8/4/2019).

AZURE adalah misi pertama dari delapan misi roket yang diluncurkan di Norwegia selama dua tahun ke depan, sebagai bagian dari kolaborasi ilmuwan internasional dengan nama "The Grand Challenge Initiative" atau Cusp.

Misi-misi ini akan diluncurkan dari roket Andøya dan Svalbard yang ada di negara tersebut untuk mempelajari proses yang terjadi di dalam kutub Bumi --di mana garis-garis medan magnet planet melengkung ke atmosfer dan memungkinkan partikel-partikel dari ruang angkasa berbaur dengan partikel-partikel dari Bumi.

AZURE akan mempelajari aliran partikel di ionosfer, dengan fokus khusus pada wilayah E dan F. Wilayah E, yang bermuatan listrik dan bisa memantulkan gelombang radio, terletak antara 56 hingga 93 mil di atas permukaan Bumi. Wilayah F berada tepat di atas wilayah E, antara ketinggian 93 hingga 310 mil.

Menurut NASA, daerah E dan F mengandung elektron bebas yang telah dikeluarkan dari atomnya oleh input energi dari sinar matahari --suatu proses yang disebut fotoionisasi.

Setelah malam tiba, tanpa input energi dari matahari, elektron bergabung kembali dengan ion bermuatan positif yang mereka tinggalkan, menurunkan kerapatan elektron keseluruhan di kedua wilayah tersebut.

Siklus harian ionisasi dan rekombinasi membuat daerah E dan F mengalami turbulen dan kompleks, sehingga aurora pun terbentuk.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2KhtM3Q

Bagikan Berita Ini

0 Response to "NASA Teliti Pancaran Sinar Aurora yang Bercahaya di Norwegia"

Post a Comment

Powered by Blogger.