Search

Ruwatan Buto Obong, Reinterpretasi Kejahatan pada Tahun Pemilu

Nindito Nugroho, pelaku teater di Kabupaten Magelang menambahkan, butuh kecerdasan dan kejernihan hati untuk bisa membedakan kejahatan dan kebaikan.

"Buto itu meskipun digambarkan seram, namun ada nilai estetis secara seni rupa. Bahkan ketika berbuat jahat, ia mendeklarasikan diri hendak berbuat jahat. Ada kesantunan pula, yakni ketika akan membunuh lawannya ia akan bertanya nama dan alamatnya agar bisa mengantar jenasah atau memberi kabar keluarganya," kata Nindito Nugroho.

Sementara itu, para politisi kadang sangat baik terutama menjelang pemilu. Mereka akan menghamburkan hadiah kepada pemilihnya, bisa berupa uang, fasilitas, atau janji-janji lain.

"Tapi hakekatnya adalah mencari legitimasi saja untuk apapun yang diperbuatnya," kata Nindito.

Berpijak dari pemahaman itu, Ruwatan Buto Obong digelar. Buto sebagai simbol kejahatan kasar akan dibakar sehingga hanya akan menyisakan estetika dan kelembutan saja.

"Barangkali ini yang terjadi ketika Buto tersinggung dan terhina. Karena mereka tetap dianggap jahat tanpa melihat sisi baiknya. Celakanya yang menganggap jahat adalah manusia yang ternyata kejahatannya lebih berbahaya," kata Nindito.

Aswarun, salah satu pemain mengaku tertarik pada konsep ini. Magelang sangat kaya dengan kesenian rakyat, dan sangat egaliter terhadap semua penghuni semesta.

"Masyarakat Magelang juga sangat open mind terhadap kemungkinan-kemungkinan pemikiran baru. Ini yang membuat nyaris setiap RW memiliki kelompok kesenian rakyat. Sama-sama jatilan antara RW satu dengan lainnya sudah memiliki perbedaan. Dan ini menguntungkan bagi kehidupan," kata Aswar.

Pesan utama Ruwatan Buto Obong ini menurutnya adalah agar masyarakat tidak mudah terjebak dalam penilaian baik buruk berdasarkan penampakan.

Sementara itu, Aris Suyuti, sebagai ketua panitia pelaksana berharap pementasan ini bisa juga menjadi hiburan. Selain sebagai hiburan juga sebagai sambutan penutup atas kerja Koalisi Untuk Rakyat Madani yang terus memberi pemahaman kepada publik bahwa harmoni kebangsaan diatas segalanya. Jauh lebih penting dibanding sekadar pemilu.

"Apalagi semakin hari antar pendukung calon presiden makin kuat bergesekan," katanya.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2I29N73

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Ruwatan Buto Obong, Reinterpretasi Kejahatan pada Tahun Pemilu"

Post a Comment

Powered by Blogger.