Tak seperti serangan teror yang melanda belahan dunia beberapa waktu terakhir, tidak ada klaim sepihak dari ISIS terhadap tragedi di Sri Lanka 21 April 2019. Kendati demikian, mereka dilaporkan bersuka cita atas peristiwa itu, sebagaimana yang dilaporkan oleh situs pemantau aktivitas bermedia sosial kelompok dan sel teror global.
Namun, melihat pada 'permukaan' peristiwa, ada pola-pola yang setidaknya membuat teror di Kolombo dan Batticaloa menyerupai serangan ala ISIS --tanpa mesti organisasi itu menyatakan klaim seperti yang biasa mereka lakukan, catat Peter Bergen analis keamanan nasional dari Arizona State University, dalam artikel opini untuk CNN.
Pada bulan Januari 2019, ISIS mengklaim serangan yang menewaskan sedikitnya 20 orang di sebuah gereja di Filipina. Serangan itu juga terjadi pada hari Minggu, ketika umat berkumpul untuk misa.
Kemudian, Mei 2018, ISIS mengklaim melakukan serangan di tiga gereja di Indonesia, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai puluhan lainnya.
Dan, pada tahun 2017, pada Minggu Palem, ISIS menewaskan sedikitnya 49 orang yang berkumpul untuk Misa di dua gereja di Mesir.
Tapi Daesh bukan satu-satunya kelompok ekstremis yang beroperasi dengan cara ini.
Sebuah cabang dari Al Qaeda di Irak menewaskan 58 orang di sebuah gereja pada hari Minggu di ibukota Irak, Baghdad pada tahun 2010. Empat tahun sebelumnya, Al Qaeda di Irak menyerang Grand Hyatt, Radisson SAS dan Days Inn hotel di Amman, Yordania, menewaskan 57 orang.
Lalu ada Lashkar-e-Tayyiba yang berbasis di Pakistan, yang melakukan serangan pada 2008 di dua hotel mewah di Mumbai - Taj dan Oberoi - yang merupakan bagian dari operasi yang lebih besar di mana total 164 orang tewas.
Dan Jemaah Islamiyah (JI) yang berbasis di Indonesia melakukan beberapa serangan terhadap gereja pada tahun 2000, menewaskan 17 orang.
Mereka juga menyerang JW Marriott dan hotel Ritz-Carlton di Jakarta, Indonesia pada tahun 2009, menewaskan sembilan.
Akan tetapi, ada satu kesamaan dari semua kelompok itu yang mengecilkan kemungkinan mereka sebagai dalang sebenarnya atas serangan di Sri Lanka: baik ISIS, Al Qaeda, atau kelompok seperti Lashkar-e-Tayyiba tak memiliki banyak kehadiran di Sri Lanka.
ISIS memang pernah mencoba merekrut anggota dari Negeri Ceylon. Dan, pada tahun 2016, seorang pejabat Sri Lanka mengatakan bahwa 32 warga Sri Lanka telah bergabung dengan kelompok itu.
Namun, tidak pernah ada catatan ISIS atau sel-selnya beroperasi secara signifikan di negara mayoritas Buddha itu.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2XyORIMBagikan Berita Ini
0 Response to "Spekulasi Dalang Teror Bom Sri Lanka, ISIS hingga National Thowheed Jamath"
Post a Comment