:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2746961/original/061448900_1552113587-_105858758_afpalgeria.jpg)
Dalam protes hari Jumat, massa aksi juga mengungkapkan konsen terkait keterlibatan militer dalam politik.
Smail Ahcene (35) salah satu demonstran mengatakan bahwa tentara harus tetap netral.
"Perannya, sekarang, harus menjamin berlangsungnya revolusi ini," kata Ahcene.
Sebagaimana diketahui, militer memang telah mempercepat tersingkirnya Bouteflika. Namun, warga Aljazair tidak lupa bahwa dua pekan sebelumnya tentara berperan penting dalam menjaga keberlangsungan rezim. Begitu pula pada 1988, saat tentara dengan keras menindak para pengunjuk rasa, kemudian membatalkan pemilu 1991 yang dimenangkan oleh partai Islamis.
Selain itu, warga Aljazair juga belajar dari kasus Mesir di mana tentara berperan signifikan dalam menumbangkan Presiden Hosni Mubarak, namun kemudian menjegal presiden dari partai Islam yang terpilih secara demokratis. Saat ini, presiden Mesir adalah mantan jenderal bernama Abdel-Fattah el-Sissi.
Berbicara terkait dua tuntutan utama tersebut, Rachid Chaibi, seorang aktivis dan anggota oposisi Front Pasukan Sosialis (FFS) mengatakan tujuan mendasar pemrotes adalah "perubahan radikal dari sistem yang ada."
"Mereka (warga Aljazair) ingin membangun kembali sistem politik dan sosial negara mereka dari nol. Itu adalah sesuatu yang disepakati semua orang," kata Chaibi.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2uOVDO3Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tak Cukup Presiden yang Lengser, Rakyat Aljazair Tuntut Revolusi"
Post a Comment