:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2769907/original/025913500_1554416543-Libya.jpg)
Liputan6.com, Tripoli - Pemimpin pasukan di Libya timur memerintahkan para tentaranya untuk menduduki ibu kota Tripoli, pangkalan pemerintah yang diakui secara internasional.
Perintah Khalifa Haftar kepada Tentara Nasional Libya terjadi ketika Ketua PBB Antonio Guterres berada di Tripoli.
Kelompok-kelompok bersenjata dari Kota Misrata, yang mendukung pemerintah, telah bersumpah untuk menghentikan kemajuan.
Libya telah diliputi oleh kekerasan dan perpecahan sejak penguasa lamanya, Moammar Khaddafi digulingkan dan dibunuh pada tahun 2011.
Guterres, AS dan negara-negara Eropa semuanya mendesak agar eskalasi ditingkatkan.
Berbicara kepada wartawan di Tripoli, Guterres mengatakan dia membuat "seruan kuat untuk menghentikan ... eskalasi".
AS, Inggris, Prancis dan Italia juga mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan agar tenang.
"Pada saat sensitif dalam transisi Libya ini, sikap militer dan ancaman tindakan sepihak hanya berisiko mendorong Libya kembali ke kekacauan," kata mereka dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip dari BBC, Jumat (5/4/2019).
"Kami sangat percaya bahwa tidak ada solusi militer untuk konflik Libya," tambah pemerintah.
PBB telah merencanakan untuk mengadakan konferensi di Libya akhir bulan ini untuk pembicaraan mengakhiri krisis, yang telah berlangsung lama di negara itu.
Saksikan juga video berikut ini:
Kementerian Luar Negeri Libya mengalami serangan diduga teror. Tiga orang tewas dalam serangan dan menyebabkan puluhan lainnya terluka.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tentara Libya Duduki Ibu Kota, Protes Langkah Deeskalasi Krisis PBB?"
Post a Comment