:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2788221/original/019114000_1556182512-P_20190425_121027.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Sepekan setelah pelaksanaan pemilu 2019, tercatat tiga petugas KPPS Pemilu di Garut, Jawa Barat, meninggal dunia. Beratnya beban kerja yang harus dilalui menyebabkan mereka meregang nyawa akibat kelelahan.
Komisioner KPU Garut, Nuni Nurbayani, mengatakan penyelenggara Pemilu yang meninggal yakni anggota KPPS dari Kecamatan Sukawening dan Linmas dari Kecamatan Leles, “Infonya ada juga anggota panwas desa yang meninggal dunia,” ujar dia saat dikonfirmasi, Kamis (25/4/2019).
Menurutnya, beratnya beban kerja dan psikologi petugas di lapangan cukup membuat mereka tersiksa. Rata-rata keluhan para korban yakni kelelahan akibat beban kerja.
“Kalau yang KPPS meninggal tanggal 14 April, setelah membawa kotak suara, sedangkan korban Aja setelah pelaksanaan pencoblosan,” kata dia.
Dalam catatan KPUD Garut, anggota KPPS yang meninggal dunia bernama Mahmudin (57), ia meninggal dunia setelah terkena serangan jantung. Ia berasal dari Kampung Cikancung, Desa Mekarhurip, Kecamatan Sukahurip, yang menjadi petugas KPPS di TPS 5 Desa Mekarhurip.
Sedangkan Aja (83), anggota Linmas, bertugas di TPS 6 Kampung Cikancung, Desa Ciburial, Kecamatan Leles, tercatat sebagai penyelenggara paling tua. “Untuk yang Linmas juga karena kelelahan. Banyak yang tak tidur berhari-hari untuk mempersiapkan pemilihan,” ujarnya.
Sementara satu orang lainnya, Asep Sumer, merupakan anggota pengawas pemilihan Desa Talagasari, Kecamatan Banjarwangi. “Kalau yang panwas mungkin hubungannya sama Bawaslu Garut,” ujar dia menjelaskan.
Ia menyatakan, selain ketiga korban yang meninggal dunia, beratnya beban akibat pelaksanaan pemilu kali ini, menyebabkan puluhan petugas lainnya jatuh sakit. “Rata-rata mereka kurang beristirahat karena tingginya aktivitas sebelum pemilihan hingga proses penghitungan,” papar Nuni.
Komisioner Bawaslu Garut, Ahmad Nurul Syahid menambahkan, selain penyelenggara yang dikoordinir KPUD Garut, tercatat satu petugas pengawas tingkat desa, meninggal dunia. “Asep meninggal pada 15 April, dua hari sebelum pencoblosan akibat serangan jantung,” ujar dia.
Ia menyatakan awalnya Asep sempat dirawat di puskesmas Banyarwangi, namun nyawanya akhirnya tidak tertolong. “Faktornya mungkin karena kelelahan, banyak aktivitas yang harus dilakukan," ujarnya.
Selain Asep, selama pemilu berlangsung tercatat sebanyak 10 orang petugas pengawas TPS menderita sakit akibat kelelahan. “Kebanyakan yang sakit setelah proses penghitungan selesai di TPS, apalagi banyak baru selesai dini hari proses penghitungan itu,” ujarnya.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2Vo6gqeBagikan Berita Ini
0 Response to "Tiga Petugas Pemilu di Garut Meninggal Dunia Akibat Kelelahan"
Post a Comment