Search

Wisata Budaya Minum Teh dan Memanah ala Keraton Yogyakarta

Selain Patehan, kegiatan budaya yang digelar setiap Jumat sore adalah Jemparingan Mataraman. Waktunya hampir bersamaan dengan Patehan. Jadi, pengunjung bisa mengikuti tradisi minum teh sembari menonton sekelompok orang memanah.

Kegiatan yang diberi nama Jemparingan Javanese Royal Archery ini lebih olah rasa ketimbang olahraga. Fisik memang dibutuhkan untuk memanah, akan tetapi kepekaan juga tidak kalah penting.

Olah rasa yang berakar dari Kerajaan Mataram abad ke-18 ini menjadi pengalaman autentik di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta.

"Ini sebagai komitmen kami sebagai hotel bintang lima independen berbasis budaya," tutur Anwar.

Jemparingan dilakukan dalam posisi duduk bersila. Pemanah mengenakan pakaian Jawa pakem lengkap, busur panah dan anak panah dari bahan alam (kayu dan bambu), serta sasaran yang berupa bandul menjadi seni mengendalikan diri dan fisik.

Aktivitas ini dilakukan oleh komunitas Jemparingan Jemuwah Sonten Mardisoro yang menyelesaikan 20 rambahan (ronde). Apabila tamu hotel berminat bisa mencoba setelah pukul 17.00 WIB. Mereka akan diajari cara memanah Jemparingan.

"Untuk tamu yang tertarik mengikuti rangkaian Patehan dan belajar Jemparingan bisa membayar Rp 75.000," kata Anwar.

Namun, apabila aktivitas Patehan dan Jemparingan dilakukan di luar hari Jumat, maka harus reservasi lebih dulu. Satu grup minimal lima orang bisa bergabung merasakan tradisi Keraton Yogyakarta  ini.

Mereka cukup membayar Rp 200.000 per orang sudah bisa mengikuti Patehan dan Jemparingan, termasuk mendapat pinjaman baju Jawa yang dikenakan saat prosesi.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2GdPTTz

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Wisata Budaya Minum Teh dan Memanah ala Keraton Yogyakarta"

Post a Comment

Powered by Blogger.