:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2793340/original/036890400_1556690460-pertanian.jpg)
Liputan6.com, Denpasar - Bagi kita, alang-alang adalah tumbuhan tak berguna. Keberadaannya kerap disingkirkan lantaran jika tumbuh akan membuat kesan seram keadaan sekitar. Lihat saja rumah kosong yang ditumbuhi ilalang.
Begitu juga dengan kebun yang tak terurus, jika ditumbuhi ilalang tinggi yang muncul di benak kita pasti dihuni oleh hewan buas semisal ular berbisa. Praktis, ilalang dianggap tak berguna.
Tapi anggapan itu tak berlaku bagi masyarakat di luar negeri. Di Australia, Italia, dan Maldives harus mengimpor ilalang dari Indonesia, khususnya dari Pulau Bali.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil secara resmi melepas ekspor ilalang dari Bali ke tiga negara tersebut. Nilainya mencapai Rp113,9 miliar. Komoditas yang diminati negara mitra dagang di Australia, Maldives, dan Italia ini juga menunjukkan tren kenaikan, tercatat 1.077 M3 dengan nilai Rp1,7 miliar di bulan Januari hingga April 2019.
Sementara tahun 2018 dibukukan total ekspor sebanyak 11.742 M3 dengan nilai Rp22,3 miliar. "Emerging product, unik dan pelaku usaha agribisnis di Bali mampu memasarkannya. Dan Kementan melalui Badan Karantina Pertanian siap memfasilitasi khususnya dari pemenuhan persyaratan Sanitary and Phytosanitary, SPS-nya," tutur Jamil di Denpasar.
Sementara untuk komoditas asal hewan, juga tidak kalah menariknya yakni kepompong kupu-kupu yang di ekspor ke Singapura.
Hewan dengan masa hidup yang tidak lebih dari 4 minggu dan bermanfaat bagi ekosistem ini juga menunjukan tren peningkatan yang signifikan. Di tahun 2018 hanya sejumlah 40 koloni, menjadi 170 koloni selama bulan Januari hingga April 2019 dengan nilai Rp83,5 juta. "Indonesia miliki potensi ragam yang luar biasa dan Bali memberikan kita inspirasi," katanya.
"Menjadi bukti hasil kerja keras petani hortikultura serta kolaborasi pusat dan daerah dalam membangun pertanian yang baik, sehingga kita bisa terus meningkatkan ekspor," katanya. Bali kembali mengekspor sebanyak 7 ton manggis senilaiRp 410 juta dengan tujuan China.
Dari data yang tercatat di sistem otomasi perkarantinaan IQFAST Karantina Denpasar di tahun 2018 mencatat manggis yang diekspor sebanyak 4.094,6 ton senilai Rp239,8 miliar dengan tujuan China, Hong Kong dan Timor Leste.
Sementara untuk kurun waktu Januari hingga April 2019 berhasil membukukan volume ekspor sebanyak 1.263,1 ton dengan nilai Rp73,9 miliar. "Angkanya menunjukkan tren yang meningkat," kata Jamil.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2GYAGXVBagikan Berita Ini
0 Response to "Alang-alang dan Kepompong Bali Laris Manis di Luar Negeri"
Post a Comment