:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2818283/original/061590900_1559082720-11154932-3x2-large.jpg)
Liputan6.com, Kuala Lumpur - Badak sumatra jantan terakhir yang ada di Malaysia mati, di tengah upaya luar biasa untuk menyelamatkan spesies yang terancam punah dan pembiakan lewat laboratorium.
Badak itu bernama Tam, berusia 35 tahun dan tinggal di suaka margasatwa Tabin di negara bagian Sabah, sejak ditangkap di sebuah perkebunan kelapa sawit pada 2008.
"Dengan berat hati kami membagikan berita tragis kalau Tam, badak sumatra jantan terakhir di Malaysia, telah mati," kata Borneo Rhino Alliance (BORA) dalam pernyataan di Facebook (27/5), seperti dilansir ABC Indonesia, Rabu (29/5/2019).
Menurut BORA, Tam telah menderita kegagalan organ hati dan ginjal.
Christina Liew, menteri negara untuk pariwisata, budaya dan lingkungan Malaysia, dalam sebuah pernyataan mengatakan, materi genetik Tam telah disimpan untuk upaya masa depan mereproduksi badak sumatra.
Badak sumatra, spesies badak terkecil, dinyatakan punah di alam liar di Malaysia pada 2015.
Iman, seekor betina berusia 25 tahun, sekarang adalah satu-satunya anggota subspesies yang tersisa di Malaysia.
Ketika ditangkap pada tahun 2014, Iman diketahui memiliki tumor pada rahim, meski masih memproduksi sel telur.
"Sel telurnya bisa dibuahi di laboratorium lewat proses in-vitro fertilisation (IVF/bayi tabung) dengan sperma dari badak jantan Indonesia. Embrio yang bisa diproduksi dari proses ini dapat dicangkokkan ke indung badak betina Indonesia," kata Liew.
Badak betina lainnya, Puntung yang ditangkap tahun 2011, disuntik mati pada tahun 2017 karena mengidap kanker.
Tam ditangkarkan di Tabin dengan harapan dia dapat mengawini Iman dan Puntung, tapi harapan ini kandas ketika diketahui kedua betina tidak bisa hamil.
"Saya ingat betul ketika Tam ditangkap dan semua orang sangat berharap dia bisa jadi anggota pendiri dari program pembiakan di penangkaran yang berhasil di Sabah, dengan upaya internasional yang melibatkan Amerika Serikat dan Indonesia," kata Susie Ellis, direktur eksekutif International Rhino Foundation, dalam sebuah pernyataan.
"Sedihnya, harapan itu berulang-ulang terbentur karena serangkaian kecelakaan, beberapa masalah sosial politik, biologis, dan sekadar tidak beruntung."
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2W8iTXvBagikan Berita Ini
0 Response to "Badak Sumatra Jantan Terakhir di Malaysia Mati"
Post a Comment