:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2785375/original/008674000_1555991705-lanka_3.jpg)
Sementara itu, baru-baru ini warga Sri Lanka merayakan Waisak dengan pesan damai, mengutuk serangan teror dan mempromosikan penghentian kekerasan.
"Bulan purnama vesak muncul di langit ketika awan gelap teror membayangi bangsa kita. Ada perasaan gelisah dan sedih di seluruh masyarakat. Dalam masa-masa sulit seperti itu, ajaran agung Sang Buddha menunjukkan kepada kita cara untuk bersatu secara spiritual dan menemukan tujuan bersama dalam kemanusiaan kita," kata Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
"Mari kita menjauhkan diri dari hawa nafsu, kebencian, kekerasan, dan mempraktekkan Empat Landasan (The Four Foundation of Mindfulness). Hal ini akan membuka jalan bagi rekonsiliasi, kedamaian, dan persatuan," lanjut Wickremesinghe.
Pesan senada juga disampaikan oleh Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena.
"Dalam momentum Hari Waisak ini, kita harus bertekad untuk dibimbing oleh ajarab Buddha, untuk membangun masyarakat yang damai," kata Sirisena.
Ia mengatakan pentingnya membangun masyarakat yang bebas dari ketakutan, takut, dan ketidakpercayaan.
"Penting untuk diingat bahwa hal itu sangat relevan dengan kalimat Sang Buddha: 'Kebencian tidak akan menghentikan kebencian, namun kebaikan akan menyembuhkan kebencian.' Kita warga Sri Lanka harus mengingat kebenaran itu hari ini," lanjut Sirisena.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2wgBQaVBagikan Berita Ini
0 Response to "Belasan Sekolah Katolik Kembali Dibuka di Sri Lanka"
Post a Comment