Search

HEADLINE: Akihito Turun Takhta, Naruhito Sang Kaisar Baru Jepang

Pengamat kebudayaan Jepang yang juga merupakan mahasiswa program doktoral pada Tokyo University of Foreign Studies, Himawan Pratama, mengatakan bahwa sejatinya tidak semua rakyat Jepang menaruh perhatian luas terhadap keberadaan Kaisar Jepang.

Ada cukup banyak kritik yang menyasar padanya, seperti penggunaan uang negara untuk membiayai kehidupan istana, hingga tarik ulurnya pemberian kesempatan kepada perempuan untuk mewarisi takhta penguasa.

Pangeran Naruhito bersama dengan Putri Masako dan Putri Aiko dalam foto keluarga putra mahkota terbaru (AP)

Putri Aiko, anak semata wayang Kaisar Naruhito, telah menjadi subjek perdebatan yang lebih luas tentang suksesi kekaisaran. Di bawah Hukum Rumah Tangga Kekaisaran 1947, hanya laki-laki yang bisa naik takhta.

Pada tahun 2004, Perdana Menteri Junichiro Koizumi mengusulkan revisi untuk memungkinkan permaisuri, yang berpotensi menjadikan Putri Aiko sebagai penguasa masa depan.

Namun, rencana ini terhenti setelah kelahiran sepupunya Pangeran Hisahito pada tahun 2006. Dengan adanya kehadiran pewaris laki-laki, urgensi sebelumnya yang hendak mempertimbangkan garis suksesi perempuan menjadi kembali terabaikan.

"Saya kurang tahu detailnya seperti apa, tapi setahu saya di Undang-Undang Kekaisaran pasca-kalah dalam Perang Dunia II, dan konstitusi Jepang dirumuskan oleh Sekutu sebagai pihak pemenang, sepertinya tidak disebutkan tentang bisa atau tidaknya perempuan duduk di kursi tertinggi kekaisaran. Padahal dulu penguasa ke-33 Jepang adalah seorang perempuan, yakni Ratu Suiko," nilai Himawan Pratama kepada Liputan6.com.

Pangeran Hisahito sering dijaga oleh petugas polisi. (AFP)

Himawan menambahkan, rakyat Negeri Sakura sudah berkali-kali mendesak pemerintah Jepang untuk membuka jalan bagi perempuan untuk naik takhta sebagai Ratu, tapi keengganan yang bermuatan patriarki tetap dominan di lingkungan Kekaisaran Jepang.

Di lain pihak, menurut Siti Daulah Khoiriati, salah seorang tenaga pengajar senior di Fisipol Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, bahwa hampir saja desakan garis pewaris takhta disetujui jika benar-benar tidak ada keturunan laki-laki dalam keluarga besar Akihito.

"Kelahiran Pangeran Hisahito, dari pasangan Pangeran Akishino dan Putri Kiko, memberi kelegaan terhadap keluarga Kekaisaran Jepang, karena akhirnya ada generasi muda yang masuk ke dalam barisan pewaris takhta," jelas Siti kepada Liputan6.com.

Siti melanjutkan, Pangeran Akishino, yang merupakan adik kandung dari Kaisar Naruhito, berpotensi mewarisi takta di masa senja, yang berarti performanya bisa saja terhalang oleh faktor usia.

"Takhta diwarisi sesuai urutan, dan di sini dengan kehadiran Pangeran Hisahito, muncul harapan bahwa masih ada generasi muda yang dapat menjadi kaisar selanjutnya di masa depan. Calon kaisar yang tumbuh di era modern, dengan pandangan yang juga tidak lagi sekonservatif para pendahulunya," ujar Siti.

"Tapi, lagi-lagi posisi Kaisar Jepang adalah simbol negara, yang berarti bahwa dia harus bisa menjadi panutan bagi rakyat untuk bersikap secara sosial," lanjutnya, seraya enggan memprediksi bagaimana dampak peran Kaisar Naruhito bagi Jepang di kemudian hari.

Putri Masako bersama Pangeran Naruhito bersiap untuk kunjungan ke Brasil, 16 Maret 2018. (TOSHIFUMI KITAMURA / POOL / AFP/Asnida Riani)

Tapi dari aspek sosial dan keluarga, Naruhito telah menunjukkan kepeduliannya tentang kesejahteraan istrinya, Masako, yang sebagian besar telah menjaga jarak dari publik sejak menderita apa yang digambarkan Badan Rumah Tangga Kekaisaran sebagai gejala stress emosional.

Penyakit sang permaisuri secara luas diyakini berasal dari kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di keluarga kekaisaran dan tekanan untuk memiliki seorang putra dan pewaris takhta, tetapi sang pangeran telah menegaskan kembali dukungannya untuknya di setiap kesempatan.

Dr Hideya Kawanishi dari Universitas Nagoya mengatakan, dia mengantisipasi bahwa kaisar baru akan "menekankan keluarga daripada pekerjaan" dan segera memenangkan rasa hormat dari publik yang secara tradisional memegang monarki dalam hal yang tinggi.

"Naruhito akan diminta untuk mencerminkan pendapat orang-orang dan dia memiliki karakter yang serius, yang berarti dia akan bekerja keras untuk memenuhi harapan mereka," kata Dr Kawanishi, penulis sejumlah buku tentang keluarga kekaisaran, seperti dilansir The Telegraph.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2Lkr4Lj

Bagikan Berita Ini

0 Response to "HEADLINE: Akihito Turun Takhta, Naruhito Sang Kaisar Baru Jepang"

Post a Comment

Powered by Blogger.