:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape.png,553,20,0)/kly-media-production/medias/2819339/original/045265500_1559160219-WhatsApp_Image_2018-01-04_at_7.22.50_PM.jpeg)
Liputan6.com, Bangkalan Desa Jaddih imejnya buruk sekali. Desa tempat kini saya tinggal ini terletak di Kecamatan Socah. Sekitar 30 menit dari pusat kota Kabupaten Bangkalan, Madura di Jawa Timur adalah desa yang identik dengan kriminalitas.
Bila berkenalan dan memberitahu dimana saya tinggal.Mereka umumnya mengajukan pertanyaan yang temanya tak jauh-jauh dari begal, peredaran narkoba dan aneka kriminalitas lain.
Imej buruk ini sudah melekat sejak dulu, bahkan jauh sebelum saya tiba pertama kali pada 2009. Ketika keluar malam misalnya, keluarga dan tetangga meminta saya menyalakan salah satu lampu sein dan membuka helm saat melintas di jalan sepi. Lampu sein dan buka helm adalah isyarat bahwa saya orang sekitar, kali aja sedang ada penjahat mengintai di jalan sepi yang saya lewati.
Padahal ada sisi unik dari desa yang mulai dikenal ke pelosok Nusantara setelah dibuka wisata Gua Pote pada 2015 silam. yaitu setiap rumah di Jaddih punya langgar atau musala. Tidak hanya di Jaddih sebenarnya, hampir sebagian besar desa di Bangkalan, kecuali desa pesisir, punya langgar pribadi, sekalipun letak masjid hanya selemparan batu atau bahkan disebelah rumahnya sekalipun.
Dulu, langgar kuno Madura dari kayu, berlantai bambu dan berkolong serta berwuwungan tinggi. Karena tidak hanya untuk salat, tapi juga tempat bersantai sehabis meladang, menemui tamu, bermusyawarah, hingga tidurpun di langgar, membuat lantai bambunya menjadi licin dan berkilap seolah dipernis.
Namun kini, keberadaan langgar kayu mulai langka, banyak direnovasi menjadi langgar modern dengan dinding bata berselimut keramik dan berwuwungan rendah. Kebanyakan orang sepuh tak suka renovasi itu meski lebih enak dipandang mata, tapi tak lagi nyaman untuk tidur siang karena pengap. Sementara langgar kayu lebih sejuk karena berkolong, dirasa lebih nyaman untuk berleha-leha.
Bila membangun rumah di pekarangan baru, orang Jaddih pasti membuat desain dimana langgar menyatu rumahnya. Sehingga berbentuk L dengan halaman luas dan memanjang. Kewajiban memiliki langgar ini tak memandang latarbelakang, mau petani, buruh, ustaz bahkan preman, harus ada langgar di tiap pekarangan agar hidup lebih jembar.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2JLmjsBBagikan Berita Ini
DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
ReplyDeletedicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :) :) :* :*