:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2802202/original/090238300_1557482793-2019-05-08_15.32.06.jpg)
Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengakui lambannya pengelolaan sampah karena banyak faktor penghambat yang membelitnya.
"Kami atas nama Pemerintah Daerah memohon maaf atas banyaknya sampah yang tidak terangkut, sehingga menganggu kenyamanan," ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan sampah tidak terangkut. Pertama, jumlah armada tidak sesuai dengan potensi sampah yang harus diangkut petugas. Saat ini jumlah armada beroperasi hanya 33 unit, sementara potensi sampah yang harus diangkut 600-700 ton per hari.
Kedua, infrastruktur jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) di Pasir Bajing rusak berat, sehingga armada sulit menuju lokasi pembuangan. "Untuk puasa ini armada pengangkut sudah kita tambah 5 buah dari PUPR," ujarnya.
Untuk mengurai antrian kendaraan, lembaganya ujar Helmi tengah mencari lahan pembuatan alternatif, yang bisa difungsikan untuk sementara waktu. "Kalau kondisinya masih perbaikan, maka dikhawatirkan sampah akan lama terangkut," kata dia.
Saat ini potensi sampah Garut mencapai 600-700 ton per hari yang berasal dari 12 kecamatan di sekitar Garut Kota, sedangkan jumlah armada yang beroperasi hanya sekitar 33 unit, dari total 50 armada yang dimiliki Pemda Garut saat ini.
Asep berharap, adanya program ‘Garut Cleaning’ yang direncanakan hingga 2024 mendatang, diharapkan mampu menjawab persoalan sampah saat ini, yang tengah dihadapi masyarakat Garut.
"Kita sudah mengajukan penambahan armada hingga 162 unit hingga lima tahun ke depan," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti berkampanye saat jeda rapat dengan DPR. Ia mengimbau anggota DPR untuk mengurangi sampah plastik.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menanti Solusi Jitu dan Kerja Keras Pemkab Garut Menangani Sampah"
Post a Comment