:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2802723/original/015967900_1557571661-MACAN_KUMBANG_2-Ridlo.jpg)
"Foto diambil oleh petugas Lapas. Informasi teman-teman seperti itu," kata Endi, saat dihubungi, Sabtu (11/5).
Menurut dia, saat ini jumlah macam tutul dan macan kumbang di Nusakambangan masih terjaga. Akan tetapi, ia tak bisa memperkirakan secara pasti jumlah individu macan kumbang dan macan tutul yang hidup di Nusakambangan.
Dia menerangkan, pada 2019 ini, BKSDA hanya memasang satu kamera pengintai satwa liar. Sebab itu, masih sulit untuk memperkirakan jumlah yang ada di alam liar Nusakambangan.
"Dimungkinkan sudah bertambah banyak," ucapnya.
Dia menerangkan, ekosistem macan kumbang Nusakambangan relatif terjaga. Sebab, di Nusakambangan masih tersedia kawasan konservasi berupa hutan lindung yang cukup luas. Di kawasan hutan ini juga hidup makanan alami macan kumbang.
"Masih ada babi hutan, primata, ular, kijang juga masih ada. Itu makanan-makanan alaminya," ujar Endi.
Sebelumnya, pada 2018, BKSDA Jateng memperkirakan jumlah macan tutul Nusakambangan berjumlah 18 ekor. Dari 18 ekor itu, 12 di antaranya adalah jenis macan tutul (Panthera pardus). Sedangkan enam lainnya berjenis macan kumbang atau tutul Jawa (Panthera pardus melas).
Foto ke-18 individu endemik Nusakambangan ini diperoleh dari tujuh kamera pengintai yang disebar di sejumlah titik Nusakambangan pada Oktober 2017.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Menyadap Nipah di Segara Anakan Cilacap, Tempat Buaya Muara Bersarang
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penampakan Macan Kumbang di Pulau Nusakambangan"
Post a Comment