:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1700246/original/069104100_1504586129-Tembak-Senjata-Api1.jpg)
Pembunuhan Ostad dan perlakuan Najafi selanjutnya oleh polisi telah menyebabkan perdebatan sengit di media sosial.
Satu komentar bertanya apakah "kekuasaan dan koneksi" akan "mencegah penerapan hukum yang tepat".
Beberapa orang fokus pada konsumsi teh Najafi di kantor polisi, yang menurut mereka tampaknya telah terjadi sebelum makan malam berbuka puasa, ketika umat Islam berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan.
"Jadi, pembunuhan berbuka puasa?" satu pengguna bertanya.
Lainnya memposting gambar petugas polisi dalam perselisihan dengan seorang pria yang dituduh melanggar puasa Ramadhannya di depan umum, menulis: "Membandingkan bagaimana polisi memperlakukan para pembunuh dengan cara mereka memperlakukan mereka yang berbuka puasa di depan umum."
Namun Kepala Kepolisian Teheran Hossein Rahimi bersikeras bahwa minuman itu disajikan setelah Iftar. "Kami menyajikan teh kepada petugas kasus itu setelah Iftar dan menawarkan beberapa kepadanya juga, yang merupakan isyarat manusiawi," katanya seperti dikutip oleh kantor berita ISNA.
Pengguna media sosial lainnya berkata dengan sinis bahwa jika Najafi diperlakukan dengan cara yang sama seperti beberapa wanita yang ditahan karena tidak mematuhi undang-undang jilbab wajib Iran, yang mengharuskan wanita untuk menutupi rambut mereka, maka "kita akan melihat sisi marah kepala polisi!"
Sebelumnya, seperti diberitakan Radio Farda, disebutkan bahwa dalam pemeriksaan di kantor polisi terlihat kejanggalan saat seorang reporter TV pemerintah dengan anehnya mengosongkan pistol Najafi dan menghitung peluru serta menjelaskan kronologis pembunuhan itu dengan detail dan dramatis. Sementara Najafi dengan tenang menyaksikan sambil minum teh.
Kemudian beredar pula video yang menunjukkan Najafi berjabat tangan dengan kepala polisi dan yang lainnya membungkuk di hadapan dengan penuh hormat. Mereka mengantarnya yang selalu tersenyum keluar dari kantor tanpa borgol.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2WfsQCwThis video is an example of the hypocrisy that fuels popular uprisings against authoritarian regimes. After murdering his wife this AM, former Iranian VP/Mayor of Tehran Mohammad-Ali Najafi is greeted with great deference by the Tehran police, no handcuffs pic.twitter.com/B78BCDIJ13
— Karim Sadjadpour (@ksadjadpour) May 28, 2019
Bagikan Berita Ini
DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
ReplyDeletedicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :) :) :* :*