:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2812448/original/081755200_1558495456-PP_1_h.jpg)
Memikul rumah untuk dipindahkan biasanya dilakukan jika seseorang ingin pindah atau terpaksa dilakukan karena desakan situasi. Situasi ini lumrah karena didesak warga atau adanya kepercayaan soal posisi rumah yang dinilai tak memiliki hoki yang baik.
"Pindah rumah itu biasanya harus diawali dengan doa bersama agar memindahkan rumah bisa lancar," ujar warga Kota Kendari, Zulkifli.
Setelah itu, semua perabotan di dalam rumah dikeluarkan. Bahkan, beberapa bagian rumah yang dianggap besar, akan dibuka sementara sebelum rumah dipikul warga.
Setelah rumah dipindahkan, akan ada syukuran. Pemilik rumah biasanya menyediakan makanan bagi warga yang telah mengangkat rumah dengan susah payah.
Awalnya, budaya ini dianggap sebagai budaya asli suku Bugis Makassar. Namun, ternyata di Sulawesi Tenggara sejumlah suku lokal sudah melakukannya sejak dahulu.
Umumnya, warga yang mempraktikkan budaya ini bermukim di pedesaan. Mereka kebanyakan datang dari kalangan petani.
"Memang, selain menghindari banjir atau hewan buas petani biasanya membangun rumah berbentuk panggung. Keuntungannya, rumah bisa dipindah sewaktu-waktu jika diperlukan," ujar Suhandi, salah satu warga lainnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Puluhan ulama adakan pertemuan di Cirebon Jawa Barat hari Senin (20/5) untuk menyikapi rencana aksi demo 22 Mei. Mereka sepakat bersama-sama untuk menolak gerakan tersebut.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "People Power ala Warga Sultra, Ramai-Ramai Pikul Rumah Saat Pindahan"
Post a Comment