:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2816654/original/076329600_1558942082-IMG_20190524_135455.jpg)
Arby bercerita keinginannya untuk mengatasi bullying di kalangan generasi muda tidak lepas dari pengalaman pribadi. Sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai atas, ia selalu hidup dalam bullying di lingkungan pertemanan.
"Secara mental, saya orang yang introvert dan sensitif, jadi kalau ada kata-kata yang kurang berkenan langsung kena di hati," ucapnya.
Ia pun mengubah dirinya menjadi orang lain supaya diterima di pergaulan. Ia juga berusaha melupakan teman-temannya.
Misal, saat Arby masuk SMP, maka ia memilih untuk memutuskan hubungan dengan teman-teman semasa SD, begitu seterusnya.
Lambat laun ia mulai menyadari, sikapnya salah. Ia membangun ulang konsep dirinya dan memaafkan masa lalunya. Ia tidak lagi menghindari teman-teman semasa sekolah karena sudah percaya diri dan menerima diri apa adanya.
"Saya menemukan jalan yang saya cintai, fokus ke masa depan saya, melupakan yang tidak enak di masa lalu," kata Arby.
Ia berupaya meraih mimpinya untuk terjun di dunia fashion internasional. Ia meninggalkan Yogyakarta, kota kelahirannya, dan pindah ke Jakarta dan Singapura.
Ia bergabung dengan agensi model Singapura bernama Upfront Models Singapore. Lewat agensinya, Arby berhasil melakukan perjalanan karier ke beberapa kota fashion dunia, seperti, Seoul, Singapura, Kuala Lumpur, hingga London.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/30ON4SoBagikan Berita Ini
0 Response to "Sekolah Model di Yogyakarta Ini Tak Hanya Mengajari Berlenggak Lenggok"
Post a Comment