:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2795245/original/045001900_1556868033-IMG_20190503_133618.jpg)
Lebih jauh Al Azhar menyampaikan, tradisi masyarakat Melayu dalam menyambut Ramadan dikenal dengan Balimau Kasai. Kegiatan ini ada yang dilaksanakan di keluarga saja dan ada pula yang diupacarakan.
Mandi Balimau Kasai menggunakan air dengan wangi-wangian khas, dicampur bunga rampai, irisan jeruk purut serta akar-akaran. Semua bahan itu diletakkan dalam wadah lalu dicampur air secukupnya.
"Kalau dilaksanakan di keluarga, biasanya ayah dan ibu memandikan anaknya, atau abang ke saudaranya," sebut Al Azhar.
Menurut Al Azhar, mandi Balimau Kasai merupakan simbol menyucikan diri menyambut Ramadan. Usai mandi, anak-anak lalu meminta maaf kepada orangtuanya, atau istri ke suami, lalu berlanjut ke tetangga.
"Hal ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu, sebagai simbol menyucikan diri," tegas Al Azhar.
Sementara yang diupacarakan, esensinya juga sama. Hanya saja dikemas dalam bentuk pesta adat yang biasa dilaksanakan di pinggir sungai dan selalu dihadiri pemuka masyarakat, tokoh adat, dan pemerintah.
Di Pekanbaru, upacara ini dilaksanakan di pinggir Sungai Siak. Sementara di Kabupaten Kampar dan Pelalawan dilakukan di Sungai Kampar. Hal serupa juga diupacarakan masyarakat pesisir seperti Rokan Hilir, Bengkalis, dan Selatpanjang.
"Kalau di Pelalawan ada juga namanya Mandi Balimau Sultan oleh kerajaan di sana, sudah dilaksanakan sejak zaman kerajaan dulu. Di setiap daerah, tradisi ini disebut dengan Petang Megang," jelasnya.
Secara harfiah, petang diartikan hari terakhir di bulan Syakban, di mana malamnya sudah masuk hari pertama Ramadan. Sementara Megang adalah memegang atau kemantapan memasuki Ramadan.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2VdUMGhBagikan Berita Ini
0 Response to "Tradisi Bersuci Diri Sambut Ramadan di Riau"
Post a Comment