:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2813746/original/010765200_1558597912-IMG_20190523_125005.jpg)
Data dirangkum, candi ini pertama kali ditemukan oleh orang Belanda, Cornets de Groot pada tahun 1860. Akibat publikasi yang dilakukannya banyak peneliti yang menaruh pehatian pada kompleks percandian ini.
Beberapa peneliti dimaksud adalah van Beest Holle yang menulis tentang gambaran Muara Takus dan Schnitger yang menulis tentang suasana Muara Takus dengan kompleks percandiannya.
Sebagai komplek, bangunan bersejarah ini terdiri dari beragam bentuk. Salah satunya adalah Candi Mahligai yang berbentuk bujur sangkar dengan tinggi hingga 14 meter. Di atasnya berbentuk pondamen segi delapan dan teratai berganda.
Ditengahnya menjulang menara, diatas puncaknya diperkirakan ada makarel, namun Cornet de Groot sang penemu Candi Muara Takus tidak menemukan makarel tersebut.
Pada tahun 1860 Cornet de Groot menatakan disetiap sisin Candi Mahligai terdapat patung singa dengan posisi duduk. Selanjutnya di sebelah timur terdapat teras bujur sangkar ukuran 5,10 Meter x 5,10 Meter dan didepannya terdapat sebuah tangga.
Berikutnya adalah Candi Palangka. Bangunan ini terdiri dari Batu Bata merah yang dicetak, letaknya 3,85 meter sebelah timur Candi Mahligai dan candi ini merupakan Candi Terkecil.
Candi ini berbentuk segi delapan, dan memiliki tangga, pada saat ditemukan tahun 1860 Candi ini dalam keadaan rusak dan bagian puncaknyapun sudah tidak ada.
Berikutnya adalah Candi Bungsu. Bangunan ini terletak di sebelah barat Candi Mahligai. Bangunannya terbuat dari dua jenis batu yaitu Batu Pasir (tuff) di bagian depan, dan batu bata di bagian belakang. Dulunya di Candi Bungsu ini terdapat delapan buah stupa kecil yang mengelilingi stupa besar.
Terakhir adalah Candi Tua. Bangunan ini terletak di sebelah utara Candi Bungsu dan candi ini berukuran 32,8M x 21,8M. Pada sisi sebelah timur dan barat terdapat tangga dan dulunya dihiasi oleh stupa dan pada sisi bagian bawah dulunya terdapat patung singa duduk.
Saat ini patung singa duduk, maupun stupa kecil serta bangunan lainnya sudah banyak yang hilang.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2EqJtjyBagikan Berita Ini
0 Response to "Waisak di Candi Muara Takus, Awal Kebangkitan Pariwisata Kampar"
Post a Comment