:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2344321/original/045310200_1535518252-20180824_225836_1_.jpg)
Pasca-bentrokan, aktivitas warga kedua desa lumpuh termasuk aktivitas sekolah.
Sejumlah sekolah seperti SD GMIT Oebelo, SMPN 1 Kupang Tengah, serta SMAN 1 Kupang Tengah meliburkan siswanya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 1 Kupang Tengah, Abdul Latif mengatakan sebagian besar orang tua siswa meminta agar anaknya dipulangkan lebih awal dari jam belajar.Hal itu demi mempertimbangkan keamanan dan keselamatan anak-anak sekolah.
"Banyak orangtua murid yang datang ke sekolah untuk meminta jaminan keamanan terhadap keberadaan anak-anaknya di sekolah, sehingga kami telah berkoordinasi dengan pimpinan untuk memulangkan para murid lebih awal dari biasanya sebelum pukul 12.00 wita," ungkap Latif.
Dia berharap agar situasi segera kondusif sehingga anak-anak dapat kembali bersekolah tanpa ada rasa takut.
Mengatasi bentrok berdarah itu, Penjabat Gubernur NTT, Robert Simbolon menggelar rapat bersama Forkompinda, Minggu (26/8/2018).
Karo Humas Pemprov NTT, Samuel Pakereng mengatakan, hasil rapat itu disepakati beberapa hal sebagai langkah penyelesaian konflik antar dua desa tersebut.
Dia mengatakan, Pemprov NTT segera membentuk tim untuk menyelesaikan masalah-masalah yang selama ini belum terselesaikan, khususnya menyangkut tuntutan warga Eks Timor-Timur, seperti sertifikasi lahan/tanah dan rumah.
"Kalau soal masalah sertifikasi lahan akan dikoordinasikan oleh Asisten 1 Sekdaprov NTT," kata Samuel.
Selain itu, kata Samuel, Pemprov NTT mendorong dilakukannya rekonsiliasi dua kelompok warga yang bertikai dengan menyiapkan acara perdamaian dan deklarasi hidup berdampingan secara damai.
"Ada juga semacam uang duka bagi keluarga korban meninggal dan bantuan uang pengobatan bagi keluarga korban luka-luka," imbuh Samuel.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2BZ2TxqBagikan Berita Ini
0 Response to "Bentrok Warga di Kupang, Warga Mengungsi ke Gereja"
Post a Comment