:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,-0,0,0)/kly-media-production/medias/2344212/original/041192200_1535511799-WhatsApp_Image_2018-08-28_at_16.37.58__1_.jpeg)
Di pantai ini, mereka masih memungkinkan mendapatkan ikan. Tak banyak dan tak besar-besar seperti mendapatkan ikan di laut lepas. Namun dirasa sudah cukup menghibur daripada nongkrong tanpa pemasukan.
Ebin bercerita, saat ini situasi sudah berubah. Jika tak melaut lebih dari 100 mil laut, para nelayan tak akan mendapat ikan. Apalagi musim angin selatan yang memang sungguh berbahaya bagi perahu-perahu nelayan ini.
"Dulu 10 mil dari pantai saja sudah banyak ikan yang didapat ," kata Ebin.
Pedagang ikan, Zufri (43) menyebutkan, ikan di pasar memang mahal. Menurutnya hal ini tidak lain lantaran banyak nelayan yang tak berani melaut. Mereka memilih menambatkan perahunya, dan berdiam diri di rumah.
"Harga 1 ekor ikan tongkol berat satu kilo lebih dihargai 60. Kalau tuna 80 ribu. Biasanya 30 hingga 40 ribu saja. Harganya naik, tapi ikannya tak ada. Macam mana nak jual," Zufri.
Simak video menarik pilihan berikut di bawah:
simak video pilihan berikut
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Ebin tentang Ikan yang Menghilang dari Natuna"
Post a Comment