Search

Gaya Bocah Konawe Menghilangkan Trauma Banjir

Dua bulan berlalu. Saatnya bangkit dari frustasi. Diawali dari para orang tua merayakan HUT ke-73 RI. Berbagai lomba digelar. Anak-anak diajak bermain perang-perangan.

Ratusan anak petani transmigran di Desa Puduria, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe berkostum pejuang dengan hiasan topi daun pohon cokelat dan padi.

"Ambil senapannya. Cepat tembak musuh," teriak salah satu anak.

Senapan kayu dan bendera merah putih berada di satu kelompok. Mereka melawan kelompok lain.

Pertempuran itu sangat seru. Warga lokal banyak yang tewas. Beberapa anak-anak bahkan terbaring bersimbah darah setelah tertembak penjajah.

Melalui perang-perangan, anak-anak kembali ceria. wajah murung akibat banjir dan gagal panen perlahan sirna.

"Capek bang. Tapi senang. Bapak gagal panen tapi kita tetap mensyukuri kemerdekan," kata Salianto (11) salah seorang anak di Desa Puduria.

Percayalah kegembiraan itu menular. Melihat anak-anaknya bergembira, para orang tua juga ikut bergembira. Lupa dengan segala macam kesulitan akibat gagal panen.

"Semoga warga bisa kembali bersemangat, mengolah sawah dan menghasilkan pangan," kata Lurah Puduria, Tuo Turhamun.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2onT56A

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Gaya Bocah Konawe Menghilangkan Trauma Banjir"

Post a Comment

Powered by Blogger.