Liputan6.com, Dharmasraya - 'Sakali Aia Gadang, Sakali Tapian Barubah', secara harfiah setidaknya pepatah Minang inilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi kawasan Candi Pulau Sawah yang terletak di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Pepatah yang berarti sekali datang air besar atau banjir bandang, maka seketika itu pula lah tepian atau pinggiran sungai akan berubah, sehingga akan mengubah atau memengaruhi keberadaan kehidupan di sekitar aliran sungai tersebut.
Dharmasraya, daerah yang terletak di bagian hulu Sungai Batang Hari ini ternyata telah menjadi lokasi penting bagi kepercayaan umat Buddha berabad-abad yang lalu.
Temuan beberapa candi yang tersebar di kawasan tersebut mengindikasikan pada zaman dahulu pernah terjadi fenomena alam berupa banjir bandang yang mengakibatkan rusaknya struktur bangunan candi sehingga ditinggalkan oleh para penganutnya.
Beberapa temuan yang ada di lokasi itu mengindikasikan bahwa kawasan tersebut pernah aktif semenjak abad VIII Masehi. Jauh beratus tahun sebelum keberadaan Arca Amoghapasa dengan Arca Bairawa yang saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta.
"Pada zaman dahulu para pengikut ajaran Budha mempercayai bahwa lokasi tersebut aman dari ancaman bencana alam, akan tetapi hal tersebut di luar perkiraan," kata ketua tim peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, (Puslit Arkenas), Eka Asih Putrina Taim, dilansir Antara.
Kompleks Percandian Pulau Sawah dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan sungai. Melalui jalur sungai perjalanan dapat dimulai dari pusat Kerajaan Siguntur dengan menggunakan tempek atau perahu bermesin untuk menyeberang.
Tidak sampai lima menit perjalanan, bangunan pertama yang akan ditemukan adalah Candi Pulau Sawah I yang sebelumnya sudah selesai dipugar oleh pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar.
Dari titik tersebut, sekitar dua menit perjalanan ke arah barat, maka sampailah pada komplek bangunan diduga Candi Pulau Sawah VII yang saat ini dinamai munggu atau tanah berupa gundukan.
Di sekitar Munggu VII, terdapat beberapa munggu lain, seperti Munggu VI dan Munggu V yang masih belum diekskavasi. Jika perjalanan dilanjutkan ke arah barat laut dari Munggu VII, di sana terdapat munggu lain yang sedang diekskavasi, yaitu Munggu XI.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2P0UCdSBagikan Berita Ini
0 Response to "Petunjuk Bencana Dahsyat Masa Lalu pada Candi Buddha di Pedalaman Sumatera Barat"
Post a Comment