Bersandar di pelabuhan Panipahan, para nelayan yang disebut polisi melakukan ilegal fishing itu mendatangi pos TNI Angkatan Laut. Polisipun dituduh sebagai perompak karena menembak kapal mereka.
Terkait ini, Kombes Hery Wiyanto menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan angkatan laut. Diapun menyebut pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak.
"TNI juga mengumpulkan informasi, dan nelayan semuanya sudah diamankan. Ada 11 nelayan diamankan, jumlah itu termasuk dua yang luka tadi dan yang meninggal dunia," terang Hery.
Di Panipahan, tambah Hery, memang ada beberapa pos, termasuk TNI AL. Dan jarak antara Panipahan dengan Sumut memang berdekatan.
Hery menegaskan, di wilayah tersebut memang sering terjadi konflik nelayan, baik yang lokal maupun dengan nelayan provinsi tetangga. Pemicunya adalah penggunaan jaring besar yang digunakan nelayan bermateri cukup.
"Penggunaan alat keruk kerang dilarang karena merusak biota laut lainnya. Apalagi kerang ini musiman, sekali dikeruk, nelayan lokal selama sebulan tidak bisa menangkap kerang," sebut Hery.
Hasil penyelidikan pihaknya, kapal yang tertangkap ini merupakan milik perempuan bernama Omsi. Nama ini diketahui sebagai bos nelayan di Tanjung Balai Asahan.
"Untuk Omsi akan dikembangkan keterlibatannya," ucap Hery.
Dalam kasus ini, selain menyita kapal, polisi juga mengamankan barang bukti berupa 50 karung goni berisi kerang. Beratnya diperkirakan polisi 1,25 ton. Kapal lainnya juga masih dicari polisi hingga kini.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2CL32EYBagikan Berita Ini
0 Response to "Akhir Drama Kejar-kejaran Polisi dan Pencari Kerang"
Post a Comment