Beruntung, kawasan kebakaran Gunung Sindoro Sumbing kebanyakan adalah area mendekati puncak yang didominasi semak dan savana. Karenanya, meski kebakaran mendekati angka 900 hektare, kerugian yang dialami tak terlampau besar.
"Kerugian, kemarin dihitung perhutani hanya sekitar Rp 140 juta. Karena yang terbakar semak dan tidak ada pohon produktif," Sarwa mengungkapkan, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis petang.
Meski begitu, BPBD tetap mewaspadai kemungkinan beralihnya kebakaran Gunung Sindoro Sumbing ke hutan produktif yang berada di area berimpitan. Sebab itu, pada Kamis BPBD Jawa Tengah mendatangkan Helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB).
Namun, helikopter ini tak langsung diterjunkan untuk memadamkan api. Helikopter yang kini berada di Kledung ini akan memantau dari udara, kondisi kebakaran hutan Gunung Sindoro Sumbing untuk menimbang pemadaman api dengan pesawat.
"Heli BNPB sudah di Kledung. Baru akan survei, medan bisa apa nggak untuk operasi," dia menerangkan.
Menurut dia, menerjunkan helikopter untuk memadamkan api mesti mempertimbangkan kondisi medan dan tingkat risikonya. Area pegunungan di Temanggung, Wonosobo dan Magelang adalalah salah satu daerah dengan risiko kecelakaan tinggi.
"Tiupan angin kencang dan medan terjal bergunung-gunung," ucapnya.
Namun, ia pun memastikan jika heli turunkan untuk memadamkan api, sejumlah sumber air telah siap digunakan. Air dalam jumlah banyak itu adalah embung-embung air yang tersebar di berbagai wilayah sekitar Gunung Sindoro Sumbing.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jurus Meredam Rembetan Api Kebakaran Gunung Sindoro Sumbing"
Post a Comment