Search

Mantra Pagi dari Kampung Cecer Flores, Menghormati Alam Menghormati Diri Sendiri

Itulah yang jadi alasan besar mengapa Kampung Cecer tetap bertahan dengan budaya dan tradisi mereka. Kearifan lokal ini yang pada akhirnya mengundang banyak orang untuk datang. Apalagi kampung ini juga memiliki potensi wisata yang besar, salah satunya adalah keindahan wisata alam.

Di Kampung Cecer wisatawan bisa berkeliling ke perkampungan Liang Ndara yang berada pada ketinggian 624 meter di atas permukaan laut. Memulai perjalanan sekitar pukul 6 pagi, perjalanan menyusuri perkebunan hijau, sawah, dan hutan, yang menjadi habitat asli bagi sekawanan burung endemik tentu jadi pengalaman yang mengasyikan.

Tak hanya itu, dalam perjalanan wisata alam ini, tiap pengunjung akan melihat keindahan Gunung Mbeliling. Gunung Mbeliling merupakan salah satu gunung menawan yang ada dalam kawasan hutan hujan tropis Flores. Setelah melakukan perjalanan treking selama sekitar 3 jam, dari puncak gunung yang berada pada ketinggian sekitar 1.283 meter di atas permukaan laut, Anda akan disajikan panorama keindahan Labuan Bajo dari atas.

Selain wisata alam, Kampung Cecer juga menyediakan paket wisata budaya bagi mereka yang ingin melihat kebudayaan Manggarai dari dekat. Ada banyak tarian adat yang bisa Anda saksikan di kampung ini, antara lain Tari Caci, Tari Akomafo, Tari Ndundundake, Tetekalo. 

"Tarian Caci itu bukan sekadar tarian, tari ini sebenarnya dia punya makna. Ada istilah naring, hyang, dan pegas. Naring itu memuji, Hyang itu menghormati kepada pencipta kepada leluhur, dan pegas itu kita bersyukur. Sehingga caci itu, xmeskipun dia kena pukul, dia tetap menari, menyanyi, bergoyang," ungkap Christophorus menjelaskan.

Selain Tari Caci, Tari Akomafo juga menjadi bagian penting bagi kehidupan masyarakat Kampung Cecer. Uniknya, tarian ini kerap dipentaskan oleh kaum perempuan dengan membawa sajian beras.

"Tari Akomafo itu suatu harapan bahwa padi itu tidak akan habis sampai panen berikutnya tiba. Sehingga di keranjang itu untuk taro beras tidak boleh habis, di lumbung tidak boleh habis, sampai panen berikutnya. Sehingga kita Ricikole. Itu bahasa Manggarai, artinya selalu ada," kata Christophorus.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2M3HAKE

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Mantra Pagi dari Kampung Cecer Flores, Menghormati Alam Menghormati Diri Sendiri"

Post a Comment

Powered by Blogger.