"Airnya untuk mengairi tanaman di musim kemarau," kata Bukhori, warga Sembungan, yang juga pengelola Bukit Sikunir.
Menjelang siang, aktivitas lain mulai bermunculan. Pedagang mulai menjejer barangnya. Kios-kios mulai dibuka.
Pesona Telaga Cebong pun telah mendatangkan wisatawan dari berbagai penjuru. Dari kunjungan turis ini, sebagian warga meraup sejumput rezeki.
Pun, pada musim kemarau ini. Puluhan wisatawan tetap berdatangan dari berbagai daerah.
Ada kalanya, wisatawan berniat bermalam dengan mendirikan tenda atau camping. Wisatawan lainnya, sekadar melepaskan penat dengan menikmati pesona telaga ini.
Letaknya yang berdekatan dengan Bukit Sikunir yang dikenal dengan matahari terbitnya yang elok juga memicu Telaga Cebong tetap ramai pada musim kemarau.
Tak hanya itu, pada musim kemarau ini, aktivitas yang biasanya langka pada musim penghujan mendadak bermunculan. Para pemancing mengais rezeki dari kubangan-kubangan air yang tersisa.
Memang, tak semuanya berprofesi sebagai pemancing profesional. Kebanyakan adalah pemancing yang juga bertujuan rekreasi.
Udara panas musim kemarau dijamin tak bakal dirasakan di pinggir telaga yang terletak di dataran tinggi ini. Hawa sejuk pegunungan membelai tiap wisatawan yang berkunjung ke tepian danau.
Mata wisatawan juga dimanjakan oleh pemandangan bukit-bukit sekitar telaga yang kadang berselimut awan dan kabut. Di lain lain, permukiman penduduk di tepi danau dan di bawah bukit menciptakan pemandangan yang eksotis.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Berkah Pagi Telaga Cebong Dieng di Musim Kemarau"
Post a Comment