Search

Presiden Turki Pantau Kasus Jurnalis yang Lenyap di Konsulat Arab Saudi di Istanbul

Erdogan juga menyatakan bahwa otoritas Turki juga turut menyelidiki kedatangan sejumlah pejabat Saudi di Istanbul dan keterkaitan mereka pada hilangnya Khashoggi.

Lima belas warga Saudi, termasuk beberapa pejabat, tiba di Turki dengan dua pesawat dan mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul. Mereka tiba pada hari yang sama ketika Khashoggi masuk ke konsulat, kata kantor berita Turki Anadolu Agency yang mengutip polisi Turki.

"Kedatangan di bandara dan keberangkatan, sedang diselidiki," kata Erdogan.

Presiden tidak secara langsung menyampaikan laporan bahwa Khashoggi telah terbunuh. Tetapi dia mengatakan bahwa "Jamal adalah seorang jurnalis yang sudah lama saya kenal, seorang teman. Karena itu harapan saya masih didasarkan pada niat baik."

Sementara itu, Seorang teman Khashoggi, Turan Kislakci, yang juga kepala Turkish-Arab Media Association, mengatakan kepada CNN bahwa para pejabat Turki telah menghubunginya dan "menyampaikan belasungkawa mereka dan mengatakan kepada kami untuk bersiap untuk pemakaman."

"Hari ini kami ditakdirkan bertemu," kata Kislakci pada hari Minggu 7 Oktober tentang temannya yang hilang.

"Seharusnya hari ini dia punya dokumen resmi, baik hari ini atau Minggu depan dia berencana untuk menikah. Tapi ini tidak pernah terjadi," kata Kislakci, menambahkan bahwa teman-teman Khashoggi sedang mempersiapkan untuk mengadakan pemakaman in absentia dalam beberapa hari mendatang.

Polisi Turki dilaporkan telah memeriksa rekaman pengawasan dari daerah itu dan mengatakan tidak ada tanda-tanda Khashoggi meninggalkan konsulat, kata Kislakci.

Namun, sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu atas nama keluarga Khashoggi di Arab Saudi, menuduh media mempolitisasi hilangnya kontributor The Post itu.

"Kami percaya pemerintah dan tindakan yang diambil olehnya dan semua upaya yang dilakukan dalam kasus Jamal Khashoggi. Ada koordinasi dengan pemerintah dan kedutaan di Ankara," bunyi pernyataan itu.

"Kami tahu tujuan di balik media elektronik dan outlet berita, bahwa hiruk-pikuk yang mereka buat, ditujukan untuk menyerang negara kami untuk tujuan negatif. Kami memberitahu agar mereka tetap diam karena tujuan dan niat mereka telah gagal."

Sebagai catatan, Jamal Khashoggi --warga negara Saudi dan kontributor harian untuk The Washington Post-- mengasingkan diri di Amerika Serikat sejak tahun lalu sewaktu pihak berwenang Saudi melakukan penindakan terhadap para terduga pembangkang.

Khashoggi sendiri adalah salah satu figur yang bersikap sangat kritis terhadap Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.

Dalam tulisannya untuk Washington Post, Khashoggi telah mengecam kebijakan Saudi terhadap Qatar dan Kanada, perang di Yaman, dan penindasan terhadap perbedaan pendapat dan media di kerajaan.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah meminta Arab Saudi untuk memverifikasi keberadaan Khashoggi, dengan Human Rights Watch menyerukan kepada Turki untuk memperdalam penyelidikan atas kasus tersebut, mengatakan jika Arab Saudi telah menahan Khashoggi tanpa mengakuinya, penahanannya merupakan bentuk penghilangan paksa.

"Jika otoritas Saudi diam-diam menahan Khashoggi, ini akan menjadi eskalasi lain dari pemerintahan Pangeran Muhammad bin Salman yang menindas terhadap para pembangkang dan pengkritik yang bersikap damai," kata Sarah Leah Whiteson, direktur Human Rights Watch Timur Tengah.

"Beban pembuktian ada pada Arab Saudi yang harus memberikan bukti atas klaimnya bahwa Khashoggi meninggalkan konsulat sendirian, dan bahwa agen-agen Saudi tidak menahannya."

Pada Jumat 5 Oktober, surat kabar The Washington Post menerbitkan kolom kosong dengan judul "A Missing Voice" sebagai bentuk solidaritas bagi Khashoggi.

Tunangannya mengatakan kepada surat kabar itu bahwa Khashoggi "sebelumnya sempat khawatir untuk pergi ke konsulat Saudi di Istanbul."

Ia mengatakan, "Bagaimana bisa nyaman apabila ia tidak disukai oleh negaranya?"

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2y6EzoS

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Presiden Turki Pantau Kasus Jurnalis yang Lenyap di Konsulat Arab Saudi di Istanbul"

Post a Comment

Powered by Blogger.