Search

Waduh, 7 Anak di Banyumas Alami Gangguan Mental Akibat Gim Online

Hanya saja, ia bisa memastikan bahwa saat si anak bermain gim, orang tua tak memperhatikan. Akhirnya, saat sudah kecanduan gim online, orang tua sudah tak lagi bisa menanganinya.

“Ada yang dari keluarga broken home, dirawat Mbahnya. Terapinya diajak main layang-layang sama mbah dan teman-temannya,” dia mengungkapkan.

Lebih lanjut Hilma mengemukakan, internet, ponsel dan laptop kini memang jadi bagian tak terpisahkan dan telah menjadi gaya hidup. Perlahan namun pasti, interaksi riil atau offline berganti menjadi interaksi di dunia maya.

Di satu sisi, keberadaan internet memudahkan orang untuk menjangkau dunia yang lebih luas. Namun, sisi buruknya, internet membuat interaksi sosial jadi terbatas.

Pelibatan emosi amat minim dalam hubungan melalui media sosial. Hal ini berbeda dengan interaksi langsung, misalnya dengan cara saling berkunjung.

“Di situ ada ekspresi kegembiraan, tawa, sedih, yang tidak bisa diungkapkan dalam media sosial,” dia mengungkapkan.

Menurut dia, gangguan jiwa juga bisa timbul dari media sosial. Perilaku seperti merisak atau mencaci maki di media sosial bakal berpengaruh terhadap perilaku di dunia nyata.

Untuk itu, ia pun mengimbau agar masyarakat mulai membatasi interaksi dengan ponsel. Interaksi langsung dinilai akan menghindarikan orang dari gangguan mental.

“Selain itu kurangi interaksi dengan telpon pinter, beralih dengan kegiatan silaturahmi atau berinteraksi dengan orang di dunia nyata,” ucap dia, menyarankan.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QIBFxj

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Waduh, 7 Anak di Banyumas Alami Gangguan Mental Akibat Gim Online"

Post a Comment

Powered by Blogger.