Liputan6.com, Amsterdam - Sebuah festival pra-Natal tahunan di Belanda, yang digelar akhir pekan ini, diwarnai dengan pertengkaran dan penangkapan ketika kelompok-kelompok kontra menyampaikan kritik pada karakter Pit Hitam, yang secara tradisional menyertai kedatangan Sinterklas.
Tokoh yang dalam bahasa Belanda dijuluki Zwarte Piet ini kerap diperagakan oleh orang kulit putih dengan menghitamkan wajahnya menggunakan cat, lalu memulas bibir hingga berwarna merah terang, dan dituntaskan dengan pemakaian wig keriting.
Dikutip dari Asia One pada Senin (19/11/2018), karakter Pit Hitam selalu dihadirkan dalam perayaan pra Natal yang meriah pada 17 November, dan hampir tidak pernah menimbulkan polemik di tengah masyarakat.
Belakangan, perayaan tahunan itu disertai dengan kritik tajam dari kelompok anti-rasisme yang mendesak karakter Pit Hitam ditiadakan dari siaran televisi.
Sebaliknya, para pendukung karakter tersebut menyerang pihak yang kontra di Rotterdam, di mana para aktivis menggantung spanduk bertuliskan "Pit Hitam adalah Rasisme" di Jembatan Erasmus di pusat kota.
Di saat bersamaan, sekitar 40 orang demonstran pro Pit Hitam ditahan di Kota Tilburg pada Minggu 18 November, ketika polisi mengatakan mereka terbukti memicu pertengkaran.
Festival Pit Hitam merupakan salah satu perayaan terbesar di Belanda, di mana selalu disiarkan secara nasional di Belanda, di mana kali ini bertempat di Zaanstad. Biasanya, agenda ini berlangsung tanpa insiden.
Menteri Kehakiman Belanda, Ferdinand Grapperhaus, mengatakan bahwa kelompok pro Pit Hitam yang telah melakukan tindakan kekerasan akan dituntut. Ada laporan tentang "provokasi" tetapi tidak ada kekerasan oleh demonstran dari pihak yang kontra.
"Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat," kata Grapperhaus. "Tapi gangguan publik, seperti melempar barang, polisi akan selalu bertindak untuk menghentikan itu."
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dianggap Rasis, Festival Pit Hitam di Belanda Picu Kekerasan"
Post a Comment