:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2520676/original/038890900_1544463211-GEMPA_BANJARNEGARA-Muhamad_Ridlo.jpg)
"Memang ini sesar yang belum teridentifikasi. Artinya memang, ini sesar minor yang belum masuk dalam katalog tersebut," katanya, Senin malam.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya atau pusat gempanya, gempa bumi yang terjadi kali ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Yang patut diwaspadai, meski bermagnitudo kecil, gempa dangkal bisa berdaya rusak besar, seperti yang pernah dialami warga Kecamatan Kalibening, Banjarnegara.
Dampak kerusakan itu juga tergantung pada jenis tanahnya. Kalibening berada di sebuah cekungan yang diperkirakan merupakan danau purba.
Dataran Kalibening pun tercipta dari sedimen tanah yang tak cukup solid atau bersifat soft soil. Sebab itu, meski hanya berkekuatan magnitudo 4,4, dampak gempa amat besar dan merusak hingga ratusan rumah warga.
"Jadi, kalau gempa lokal itu, yang merasakan itu relatif sedikit. Dalam artian, tidak semua wilayah yang merasakan. Karena sifatnya sangat lokal. Hanya saja, dampaknya sangat dipengaruhi oleh karakteristik geologi di daerah tersebut," dia menerangkan.
Lebih lanjut Setyoajie mengemukakan, pemicu gempa Kalibening April 2018 lalu juga belum teridentifikasi. Namun, diduga sesar pemicu gempa Kalibening dan Wonosobo ini berbeda meski letaknya berdekatan.
Hanya saja, dilihat dari episentrumnya, sesar minor ini tak dikenal atau belum diidentifikasi. Namun, ada kemungkinan sesar ini adalah bagian dari sistem sesar Baribis-Kendheng. Hanya saja diperlukan kajian mendalam untuk mengetahui hal ini.
Dia menambahkan, hingga pukul 21.24 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Untuk itu, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk menghindari dampak besar dari gempa tektonik lokal dan dangkal, Setyoajie juga mengimbau masyarakat memenuhi kaidah teknik untuk membangun rumah atau bangunan lainnya. Dengan begitu, saat terjadi gempa, bangunan akan relatif lebih kuat menahan goncangan.
"Bangunan tua atau baru namun tak memenuhi kaidah teknis lebih rentan rusak. Sebab dampak yang dirasakan dua atau tiga kali lipat dari normalnya," dia menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Gempa 7 SR mengguncang Lombok Timur. Hal ini menyebabkan kerusakan pada pelabuhan Lombok - Sumbawa.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sesar Lokal Misterius Kembali Guncang Wonosobo dan Banjarnegara"
Post a Comment