Liputan6.com, Tarakan - Jika berkunjung ke Kota Tarakan, Kalimantan Utara, jangan lupa berkunjung ke salah satu obyek wisatanya, yakni Museum Rumah Bundar karena kaya akan nilai sejarah. Disebut rumah bundar karena atapnya seperti bulatan drum yang dipotong rata di tengahnya.
Selain isi museum banyak barang bernilai sejarah antara lain sisa perlengkapan tentara Jepang dan sekutu serta bangunan itu sendiri yang dibangun sejak 1930-an.
Dilansir dari Antara, Senin (26/11/2018). Di sana dapat dilihat pedang samurai, peluru, senjata, baling-baling pesawat tempur, sepatu para penjajah, dan helm tentara sekutu. Banyak foto saat terjadinya Perang Dunia ke-2 di Tarakan
.
Rumah Bundar di Jalan Danau Jempang atau 15 menit dari Bandara Juwata adalah bangunan peninggalan Belanda. Rumah seluas 6 x 12 itu kemudian difungsikan 1945 oleh tentara Sekutu sebagai pusat kegiatan untuk memperbaiki lingkungan di Tarakan yang rusak berat akibat perang dunia ke-2 saat melumpuhkan Tentara Jepang.
Tarakan menjadi daerah bersejarah karena tempat tentara Jepang pertama kali mendarat 1947. Tarakan tercatat sebagai daerah palagan Perang Dunia II (World War II).
Kekayaan sumber daya alam Tarakan yakni minyak tanah menjadi salah satu magnet bagi kekuatan asing untuk menguasai pulau itu. Kekayaan itu juga jadi petaka karena mengobarkan peperangan yang sesuai fakta sejarah dari dokumen tercatat bahwa perang di Tarakan lebih sengit ketimbang perang Pearl Hambour.
Namun, perang Pearl Hambour lebih terkenal karena perang antara tentara Jepang dan Amerika di Hawai itu sering dijadikan tema film Hollywood.
Donna, adalah satu staf Museum Rumah Bundar mengatakan jumlah pengunjung lokal relatif sedikit yang datang. Justru pengunjung secara rombongan banyak datang dari kelompok mahasiswa dari luar daerah, rombongan pejabat dari Jakarta dan rombongan wisatawan mancanegara, khususnya Australia, Jepang, dan Amerika.
Simak video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pedang Samurai Hingga Sepatu Serdadu di Rumah Bundar"
Post a Comment