Liputan6.com, Washington DC - Partai Demokrat diproyeksikan akan merebut DPR (House of Representatives) dari tangan Partai Republik, setelah memperoleh keunggulan suara sementara dalam pemilu paruh waktu Amerika Serikat (mid-term election) 2018 yang berlangsung pada 6 November 2018 waktu setempat.
Proyeksi kemenangan Demokrat dinilai kuat, karena, partai itu memperoleh keunggulan suara yang terpaut cukup jauh dari Republik. Menurut perhitungan sementara CNN, Demokrat telah memperoleh 196 kursi, sementara Republik 182 kursi. Total kursi yang diperebutkan adalah 435 kursi. Sedangkan syarat sebuah partai untuk mendominasi DPR adalah dengan menduduki 218 kursi.
Kemenangan itu --yang kian dekat-- akan menempatkan Demokrat sebagai kubu dominan di DPR untuk pertama kalinya sejak 2010, demikian seperti dikutip dari CNBC, Rabu (7/11/2018).
Keunggulan Demokrat telah diprediksi oleh sejumlah jajak pendapat pra-pemilu.
Data dari sejumlah survei akhir pada mid-term 2018 --dua hari sebelum pemungutan suara pada 6 November-- menunjukkan bahwa partai Demokrat unggul ketimbang partai Republik. Keunggulan itu dinilai mengejutkan meski, beberapa data menunjukkan bahwa Partai Republik berhasil memberikan AS kekuatan ekonomi pada dua tahun terakhir.
Meski Republik diproyeksikan akan kehilangan kontrol atas DPR, Presiden Donald Trump (yang merupakan anggota Republik) tetap menggembar-gemborkan hasil pemilu dengan menyebutnya, "sukses luar biasa" dan menambahkan, "Terima kasih untuk semuanya!"
Analis menyebut bahwa Trump seharusnya khawatir atas kemenangan Demokrat di DPR. Kepemimpinan partai bermaskot keledai di DPR akan membantu membentuk bagaimana rakyat di seluruh negeri memandang presiden --apakah akan mendukung atau beroposisi terhadap eksekutif.
Tapi, besar kemungkinan, kepemimpinan Demokrat di DPR akan dimanfaatkan sebagai ajang untuk mengkritisi tajam sejumlah kebijakan dan berbagai isu yang merundung sang presiden, mulai dari: skandal campur tangan dan kedekatan Rusia dengan Trump, dugaan skandal pajak sang miliarder nyentrik, isu pajak dan kesehatan nasional, Obamacare, serta imigran.
Di negara bagian seperti Pennsylvania, Kansas, dan California (yang merupakan rumah bagi banyak swing voters), anggota DPR dari fraksi Demokrat diperkirakan akan berfokus pada isu kesehatan dan jaminan sosial. Mereka akan memperingatkan warga tentang upaya Republik untuk mencabut jaminan kesehatan nasional Obamacare dan keterkaitan Grand Old Party (nama lain Republik) dalam dugaan penyalahgunaan dana pajak.
Sementara itu, pemimpin Fraksi Demokrat di DPR, Nancy Pelosi, pada kampanye jelang pemilu, telah memaparkan rencana potensial Demokrat jika mereka kembali mendominasi DPR, yakni untuk mengurangi korupsi dan politik uang, memotong harga obat, memperketat kebijkan kepemilikan senjata dan meloloskan perlindungan hukum bagi imigran muda yang dibawa ke AS secara ilegal sebagai anak-anak.
Tapi, tidak jelas berapa banyak agenda yang dapat mereka selesaikan ketika Donald Trump masih menjabat sebagai presiden dan Republik berhasil mempertahankan dominasinya di DPD Amerika Serikat (US Senate) usai pemilu paruh waktu 2018.
Simak video pilihan berikut:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemilu Paruh Waktu AS 2018, Demokrat Kian Dekat Merebut DPR dari Republik"
Post a Comment