Search

Saat Sang Bunda Berharap Anaknya Salah Naik Pesawat

Nama Arif tidak terdaftar di manifest penumpang Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610. Yenti berharap itu adalah mukjizat bahwa putranya batal naik pesawat naas tersebut.

Senin pagi setelah mendengarkan "breaking news' di televisi. Yenti risau, jangan-jangan anaknya naik pesawat yang sama. Karena jadwal penerbangannya sama dengan jadwal yang disebutkan Arif.

"Anak saya itu baru pertama kali naik pesawat, katanya berangkat ke Bangka penerbangan jam 06.20 WIB dari Jakartq," katanya.

Untuk menenangkan diri, Yenti mencoba mengerjakan shalat Dhuha sembari meminta kepada Allah semoga putranya tidak menjadi korban.

Tak lama setelah mengerjakan shalat, ada yang datang mengucapkan salam dari depan pintu. Perasaan Yenti mulai tak tenang, ketika tiga orang itu memperkenalkan diri sebagai perwakilan PT Skylab Pasifik Indonesia tempat Arif bekerja.

Kedatangan mereka untuk mengkonfirmasi keluarga Arif, dan menyampaikan informasi resmi terkait kecelakaan pesawat yang dialami ketiga karyawannya. Dan memastikan keluarga mendapatkan informasi tidak simpang siur.

"Saya langsung lemes begitu tau mereka dari kantornya Arif, saya spontan langsung ngomong, anak saya kenapa pak. Benar anak saya jadi korban pak?" kata Yenti tercekat.

Belum usai kesedihannya mengetahui anaknya menjadi korban kecelakaan pesawat, kenyataan pahit kembali ia hadapi karena nama Arif tidak terdaftar di manifest penumpang Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610.

Jika Arif tidak terdaftar kemungkinan besar keluarga tidak mendapatkan uang duka dan uang tunggu yang dijanjikan pihak maskapai. Tetapi dengan bantuan perusahaan tempat Arif bekerja, keluarga mendapatkan haknya.

Sariyoso ayah Arif datang di pusat krisis ditemani perusahan untuk menyerahkan data dan menjalankan tes DNA untuk memudahkan identifikasi korban. Bukti-bukti diberikan, baik kamera CCTV saat Arif hendak berangkat ke Jakarta, detik-detik sebelum menaiki pesawat, serta tiket pesawat atas nama Arif Yustian.

Jumat (2/11) kemarin Sariyoso sudah mendapatkan uang tunggu dari maskapai senilai Rp5 juta. Kini keluarga masih menantikan jenazah Arif teridentifikasi, sambil menggelar tahlilan selama tujuh hari tujuh malam.

Sementara itu, proses evakuasi dari hari pertama hingga hari keenam di Tanjungpakis, Karawang, oleh Basarnas telah terkumpul 104 kantong jenazah dari lokasi kecelakaan.

Dari jumlah tersebut, 92 di antaranya sudah tiba di Rumah Sakit Polri Kramatjati, untuk dilakukan proses identifikasi dan rekonsiliasi.

Berdasarkan hasil identifikasi dan rekonsiliasi tim DVI Polri, sudah ada tujuh korban yang terindentifikasi, Jannatun Cintya Dewi, Candra Kirana, Moni, Haizkia Jorry Saroinsong, Endang Sri Bagusnita, Wahyu Susilo, dan Fauzan Azima.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Berikut ini beberapa temuan baru dari jatuhnya Lion Air JT 610 PK-LQP di perairan Karawang, Jawa Barat.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2ySYIz4

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Saat Sang Bunda Berharap Anaknya Salah Naik Pesawat"

Post a Comment

Powered by Blogger.