Saat ini, pemerintah daerah mengemas ritual mandi Safar menjadi wisata budaya, dengan harapan ajang tahunan tersebut mampu mempopulerkan daerah itu secara keseluruhan. Apalagi pelaksanaannya juga difokuskan Kabupaten Bone Bolango.
Selain melakukan doa bersama dipandu para imam dan tokoh adat setempat, ribuan warga menggelar ritual mandi Safar dengan makan bersama dari berbagai menu olahan potensi sumber daya alam di daerah itu, seperti jagung, durian, sagu dan sajian menu menarik dengan cita rasa khas tradisional.
"Makan bersama dan berbaur dengan masyarakat tanpa sekat, merupakan ucapan syukur atas berkat yang diberikan bagi masyarakat dan daerah ini," ungkap Wakil Bupati.
Selain itu salah satu pengunjung, Rezki Otane mengatakan bahwa mandi safar merupakan agenda tahunan yang mereka tunggu-tunggu “alhamdulillah saya berama keluarga bisa kembali mengikuti ritual mandi safar ini, karena ini memang sudah tradisi yang saya ikuti sejak kecil berharap keberkahan melalui percikan air yang sudah didoakan,” ungkapnya kepada Liputan6.com.
"Saya bersama keluarga sudah segak pagi menunggu ditempat ini untuk bisa merasakan langsung ritual tahunan ini, kemudian juga hal ini sebagai salah satu edukasi kepada anak-anak saya untuk bisa mengenal tradisi budaya nenek moyang kita,” lanjut Rezki
Ia berharap, bahwa tradisi ini tetap dilaksanakan secara turun temurun dan jangan sampai putus “melalui pemeritah Kabupaten Bone Bolango saya berharap agar bisa melestarikan budaya dan tradisi ini minimal ada proses kaderisasi kepada kaum muda dalam melaksanakan rituan ini, sebab kalau hal ini berkembang saya yakin dan percaya ini akan menjadi wisata budaya di Kabupaten Bone Bolango," tandasnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tradisi Mandi Safar di Gorontalo, Percikan Berkah dan Tolak Bala"
Post a Comment