Pemerintah Arab Saudi menyangkal bahwa Putra Mahkota Mohamed bin Salman terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Jaksa penuntut umum kerajaan Teluk mengatakan Khashoggi terbunuh di dalam konsulat mereka di Istanbul, sebagai akibat dari "operasi jahat" atas perintah seorang perwira intelijen.
Khashoggi diberi suntikan mematikan setelah berusaha melawan. Tubuhnya kemudian dipotong-potong di dalam konsulat di Istanbul dan bagian-bagian tubuhnya diserahkan kepada "kolaborator" lokal di luar lapangan, kata jaksa terkait.
Jamal Khashoggi dikenal sebagai salah seorang wartawan terkemuka di wilayah Teluk. Dia telah banyak meliput berbagai kisah besar, termasuk invasi Soviet ke Afghanistan dan kebangkitan Osama Bin Laden, untuk berbagai organisasi berita Saudi.
Selama beberapa dekade, Khashoggi dekat dengan keluarga kerajaan Saudi dan juga sempat menjabat sebagai penasihat pemerintah.
Namun, belakangan dia semakin tidak disukai oleh pihak Kerajaan karena sikapnya yang kritis terhadap Putra Mahkota Saudi, dan kemudian pergi mengasingkan diri ke Amerika Serikat sejak 2017.
Di Negeri Paman Sam, Khahsoggi menulis kolom bulanan di surat kabar Washington Post, di mana dia semakin lugas mengkritik kebijakan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Di kolom pertamanya untuk surat kabar yang berbasis di Washington DC itu, Khashoggi mengatakan dia takut ditangkap dengan tindakan keras, yang mendasar jelas pada perbedaan pendapat dengan MBS.
Dalam kolom terakhirnya, dia mengkritik keterlibatan Saudi dalam konflik Yaman.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2QlWuD3Bagikan Berita Ini
0 Response to "Arab Saudi Tolak Desakan Ekstradisi Pembunuh Jamal Khashoggi, Kenapa?"
Post a Comment