Search

Cerita Pemotongan Salib di Pemakaman Umum Yogyakarta

TPU tersebut memang bukan TPU khusus muslim, tetapi mayoritas digunakan oleh warga muslim.

"Awalnya tidak ada masalah. Karena itu makam kampung, siapa saja bisa dimakamkan di sana. Sampai akhirnya sekitar pukul 13.00 WIB, ada semacam reaksi dari warga kampung. Mereka tidak membolehkan Slamet di makamkan di tengah pemakaman tetapi di bagian pinggir. Oke, tidak ada masalah," kata Sunarto.

Pusaran yang awalnya berada di tengah, kemudian diganti ke pinggiran. Sebelum dikebumikan, ada permintaan lagi dari warga.

Menurut Narto, keluarga tidak diperkenankan melakukan doa-doa sejak pemberangkatan jenazah hingga proses pemakaman di TPU selesai.

"Oke tidak masalah. Keluarga juga sepakati itu. Proses pemakaman berjalan, sampai akhirnya saya mendengar kalau saat salib ditancapkan ke pusaran, ada warga yang memotong salib dengan cara digergaji," katanya.

Salib yang dipotong tersebut tetap ditancapkan, termasuk bagian atasnya sudah terpotong. Praktis, hanya kayu berbentuk huruf 'T' saja yang tertancap di pusara Slamet.

Baca berita menarik Solopos.com lainnya di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Jumat, (14/4/2017), Sekitar 2 ribu umat Kristiani merayakan Jumat Agung dalam perayaan Hari Paskah di Gereja Katedral, Jakarta

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2S6i6jN

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Cerita Pemotongan Salib di Pemakaman Umum Yogyakarta"

Post a Comment

Powered by Blogger.