Liputan6.com, Teheran - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan pada 8 Desember 2018 bahwa sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika Serikat terhadap Iran akan menghasilkan masuknya "obat-obatan, pengungsi dan bom dan pembunuhan" di negara Barat.
Berbicara di sebuah acara anti-terorisme di Teheran, Rouhani mengklaim bahwa "memboikot Iran merusak kemampuan kita untuk memerangi narkoba dan terorisme," ujarnya seperti dilansir Tasnim News Agency, dikutip dari The Hill, Selasa (11/12/2018).
"Dengan membuat Iran lemah melalui sanksi, banyak orang tidak akan aman. Mereka yang tidak percaya apa yang kami katakan, mereka lebih baik melihat peta," Rouhani menambahkan.
Dia mengatakan Iran menghabiskan jutaan dolar setiap tahun untuk melawan perdagangan narkoba, "sebuah hasil yang menjamin kesehatan lebih banyak bagi orang-orang dari Eropa Timur ke Amerika Barat dan dari Afrika Utara ke Asia Barat."
"Saya memperingatkan semua orang yang memboikot, bahwa jika kemampuan kami dalam memerangi narkoba dan terorisme di tempat asal mereka dirusak, Anda tidak akan dapat bertahan dari puing-puing narkoba, pengungsi dan bom serta pembunuhan," tambahnya.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada Agustus 2018 memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran yang telah dicabut sebagai bagian dari perjanjian nuklir yang dicapai di bawah pemerintahan Obama. Sanksi telah dicabut dengan imbalan pembatasan program nuklir Iran.
Simak video pilihan berikut:
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2UsjBKNBagikan Berita Ini
0 Response to "Iran: Sanksi AS Buka Pintu Bagi Narkoba, Bom, dan Pembunuhan di Negara Barat"
Post a Comment