:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2323490/original/042413300_1538977152-RD_1.jpg)
Sebelum menjadi presiden, Duterte sempat masuk dalam daftar penyelidikan oleh lembaga auditor negara, yang juga dikenal dengan singkatannya, COA.
Pada 2015, ketika ia menjabat sebagai walikota Davao, kota utama di selatan negara itu, auditor negara mempertanyakan validitas keputusan Duterte untuk mempekerjakan lebih dari 10.000 tenaga kontrak, yang menelan anggaran daerah hingga US$ 15 juta, atau setara Rp 212 miliar.
Duterte diingatkan bahwa keputusan untuk mempekerjakan sejumlah besar pegawai pemerintah dalam kapasitas sementara, dapat menumbuhkan dukungan politik.
Muncul pula tuduhan bahwa banyak pekerja tidak benar-benar ada, atau disebut "karyawan hantu".
Sementara itu, para kritikus mengecam Duterte karena berusaha membongkar fondasi demokratis negara itu, dengan menyerang mereka yang menentang kebijakannya, termasuk hakim dan politikus oposisi.
Presiden Filipina sendiri dikenal kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial, yang oleh para juru bicaranya --kemudian diberhentikan-- diluruskan sebagai "candaan yang tidak perlu dianggap serius".
Terakhir kali pada Desember 2018, Duterte sempat mengatakan bahwa dia pernah mencabuli pembantu keluarga mereka ketik masih remaja.
Pada akhir Desember 2018, Duterte mengaku bahwa ia mencabuli bantuan keluarga mereka saat remaja. Sang presiden, menurut beberapa pengamat, terlihat santai dalam mengatakan hal itu di hadapan publik, karena menyebutnya sebagai pengakuan jujur.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2Fi2hUqBagikan Berita Ini
0 Response to "Presiden Filipina Ingin Auditor Negara Diculik dan Disiksa, Kenapa?"
Post a Comment