:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2718690/original/058479300_1549010941-IMG_20190201_091305.jpg)
Liputan6.com, Yogyakarta - Dua mahasiswi UGM yang juga kakak beradik, Chaieydha Noer Hafiezha (S2 Fakultas Pertanian) dan Fadhiela Noer Hafiezha (S1 Teknik Mesin), berinovasi mengembangkan inovasi lampu darurat (emergency lamp) hemat energi yang ramah lingkungan. Produk ini diberi nama La Helist, kependekan dari Lampu Hemat Listrik.
Lampu ini mampu menjadi solusi bagi masyarakat dalam situasi darurat saat terjadi pemadaman listrik pada malam hari.
"Di Blora sering mati listrik, karena hujan atau pada malam hari, dan warga di sana masih banyak yang menggunakan lilin untuk menerangi rumahnya," ujar Fadhiela yang menceritakan kondisi kampung halamannya, dalam jumpa pers di UGM, Jumat, 1 Februari 2019.
Pemakaian lilin sebagai lampu ketika mati listrik sering membahayakan. Kebanyakan lilin membakar kasur, bahkan rumah. Hal itu membuat mereka berdua memiliki ide menciptakan La Helist.
Lampu darurat ini dibuat menggunakan material lokal dan mudah diperoleh di pasaran. Komponen penyusun La Helist diantaranya lampu led, fitting lampu, trafo ferit, kumparan email, resistor, tarnsistor, saklar, serta batu baterai.
"Bahkan, khusus ferit dari limbah lampu yang tidak terpakai," ucapnya.
Keberanian mereka berinovasi didukung oleh sang ayah yang memiliki bengkel di Blora dan suka bereksperimen. Lampu ini memiliki desain minimalis yang dilengkapi dengan saklar, sehingga mudah dibawa dan dihidupkan kapan saja tanpa tergantung aliran listrik PLN.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2UAmt7vBagikan Berita Ini
0 Response to "Sering Mati Listrik, Kakak Beradik dari UGM Ciptakan Lampu Darurat Hemat Energi"
Post a Comment