Search

Thoriqoh Musa As dan Awal Mula Doktrin Kiamat di Ponorogo

Berikut 7 ajaran Thoriqoh Musa ala Katimun yang menyihir 52 warga Ponorogo pindah ke Malang lantaran Ponorogo diyakini akan menjadi tempat pertama yang mengalami kehancuran kiamat.

Ajaran kontroversial Thoriqoh Musa As ini disebarkan pihak Kecamatan Badegan, Ponorogo. Berikut isinya: 

1. Kiamat sudah dekat

Jemaah diminta menjual aset-aset yang mereka miliki untuk bekal akhirat. Uang hasil penjualan aset dibawa dan disetorkan ke ponpes. Selain itu, jemaah juga diharuskan salat 5 waktu di masjid pondok di Malang.

2. Ramadan tahun ini akan ada huru-hara atau perang

Jemaah diminta membeli pedang seharga Rp 1 juta. Sementara jemaah yang tidak membeli pedang diharuskan menyiapkan senjata di rumah, sehingga meresahkan masyarakat sekitar. Kemudian jemaah juga diminta berlindung di pondok.

3. Akan ada kemarau panjang

Selama tiga tahun mulai 2019-2021, yang mengakibatkan paceklik.

Jamaah diminta menyetor gabah 500 kg per orang. Bahkan ada anak kelas 5 SD yang sudah ditarik dari pondok mengatakan ke orangtuanya tentang sesuatu hal yang mengerikan. "Jika nanti terjadi paceklik, tangan adik saya potong, saya makan," cerita si anak.

4. Bendera tauhid

Jemaah diimbau untuk mengibarkan bendera tauhid.

5. Foto pengasuh ponpes

Jemaah diminta menebus atau membeli foto pengasuh pondok pesantren seharga Rp 1 juta. Foto tersebut dijadikan pusaka atau teknologi antigempa.

6. Anak-anak tidak boleh sekolah

Anak-anak di usia sekolah tidak diizinkan mengenyam bangku pendidikan. Dengan alasan karena ijazah tidak berguna.

7. Anak boleh menghukum orangtuanya

Jika tidak membaiat atau bersumpah untuk mengamalkan Thoriqoh Akmaliyah Sholihiyah.

Ketujuh ajaran yang tersebar luas di grup Whatsapp pun sontak membuat heboh masyarakat. Mereka menyayangkan ajaran seperti ini bisa dipercaya oleh warga Ponorogo. Bahkan mereka rela menjual hartanya demi bisa hidup di Pondok.

Menanggapi keresahan masyarakat, Polres Ponorogo pun kini tengah menyelidiki seseorang bernama Katimun. Pihaknya sudah menugaskan anggotanya untuk mencari Katimun di Malang.

"Iya anggota saya masih cari Katimun, info lebih jelasnya nanti ya kalau sudah ketemu," terang Kapolres Ponorogo AKBP Radiant.

Pihaknya ingin memastikan apakah Katimun benar menyiarkan ajaran 7 Fatwa Thoriqoh Musa. Selain itu, dirinya juga meluruskan berita yang terlanjur tersebar. Bahwa ajaran membeli pedang tidaklah benar. Pun juga pihak kepolisian bersama TNI, Forpimda serta tokoh agama baik dari NU maupun Muhammadiyah dikumpulkan di Desa Watubonang untuk memberi pengarahan dan pencerahan kepada warga Desa Watubonang agar tidak ikut ke Malang.

Radiant menambahkan, hasil penyelidikan sementara, Khotimun memang diketahui sebagai pengajar agama di desanya. Ajaran yang disampaikan pun benar tidak ada yang menyimpang. Namun terkait kepindahan warga dari Ponorogo ke Malang, Radiant belum bisa memastikan apakah itu terkait isu kiamat atau karena memang ingin berguru ilmu agama ke pondok.

"Tapi kan biasanya kalau warga mau mondok (pondok) butuh biaya hidup, makanya ada yang jualin hartanya. Tapi kan tidak banyak hanya 6 orang yang jual hartanya, mungkin mereka memang berniat pindah ke Malang, di sana beli rumah atau ngontrak kita kan nggak tahu," katanya menambahkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Selain memeriksa rumah Katimun, tim gabungan dari MUI, Kejaksaan, dan polisi juga mengecek semua barang yang ada di padepokan.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2HkMbKP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Thoriqoh Musa As dan Awal Mula Doktrin Kiamat di Ponorogo"

Post a Comment

Powered by Blogger.