Liputan6.com, Beijing - Sejak revolusi komunis yang dilancarkan Mao Zedong pada 1949, hubungan antara Republik Rakyat China dan Amerika Serikat diwarnai propaganda Perang Dingin, embargo perdagangan, dan kebisuan diplomatik.
Kedua negara pernah saling jumpa di zona tempur Perang Korea. Di dua kubu berseberangan. Namun, tak ada satupun delegasi resmi AS yang menginjakkan kaki di Beijing dalam kurun 20 tahun.
Pada 1971, kedua negara mulai menjajaki dialog terbuka. Kala itu, aliansi China dengan Uni Soviet sedang retak, seiring serangkaian bentrok berdarah di perbatasan dua negara.
Ketua Mao meyakini, dengan menjalin hubungan dengan Amerika, itu akan menimbulkan efek gentar (deterrent) ke pihak Moskow. Di sisi lain, Presiden AS Richard Nixon menganggap, membuka hubungan dengan China adalah salah satu prioritas pemerintahannya.
"Kita tak bisa meninggalkan China selamanya di luar keluarga besar bangsa-bangsa dunia," itu yang ditulis Nixon pada 1967, seperti dikutip dari situs history.com, Selasa (9/4/2019).
Kedua negara pada akhirnya membuka komunikasi, meski diam-diam. Namun, terobosan nyata akhirnya tercipta dalam ajang Kejuaraan Dunia Tenis Meja di Nagoya, Jepang pada 1971. Secara tak terduga.
Kala itu, pemain AS berusia 19 tahun, nekat Glenn Cowan naik bus yang mengantar tim nasional China berseragam merah.
Mayoritas pemain Tiongkok memandang curiga pria AS dengan rambut shaggy itu. Namun Zhuang Zedong, sang atlet andalan, melangkah mendekati Cowan dan mengulurkan tangan. Keduanya bersalaman.
Selama sisa perjalanan dengan bus itu, kedua atlet berbincang melalui bantuan penerjemah. Zhuang bahkan memberikan kenang-kenangan kain sutera bergambar pegunungan Huangshan di China pada tamu tak diundang tersebut.
Cowan, yang mengaku sebagai 'hippie', sehari kemudian balas memberikan kaos bergambar simbol perdamaian dan judul lagu Beatles, 'Let It Be'.
Para fotografer mengabadikan momen itu. Dan, hubungan baik antar dua atlet China dan AS menjadi perbincangan di sepanjang turnamen.
Zhuang Zedong dan para atlet lain yang mewakili China sebenarnya dilarang keras melakukan kontak dengan orang AS. Namun, mengetahui respons positif dari pertukaran itu, Ketua Mao melihatnya sebagai peluang politik. "Zhang Zedong bukan hanya pemain tenis meja yang baik," kata dia. "Dia juga seorang diplomat yang baik."
Beberapa hari kemudian, saat para pemain tenis meja AS bersiap bertolak dari Nagoya, Mao Zedong mengejutkan dunia dengan mengundang mereka ke China.
Presiden Nixon juga terkejut dibuatnya. "Saya kaget bercampur senang," tulis dia dalam memoarnya. "Saya tak pernah menyangka, inisiatif China diwujudkan dalam bentuk (undangan) tim tenis meja."
Kunjungan bersejarah dimulai pada 10 April 1971, ketika 15 pemain tenis meja Amerika Serikat, juga para official dan pasangannya, menyeberangi jembatan dari Hong Kong menuju China.
Para atlet dalam timnas tenis meja AS punya latar belakang beragam. Glenn Cowan yang mengaku 'hippie', seorang dosen, imigran dari Guyana, juga sepasang gadis usia sekolah menengah.
Dan tak ada prestasi membanggakan yang mereka catat. Tim pria menempati ranking 24 dunia kala itu. Miskin sponsor, para atlet terpaksa sampai pinjam uang demi bisa berlaga di Jepang.
Namun, secara tak sengaja, mereka menjadi diplomat AS paling penting di muka Bumi. Para jurnalis menguntit setiap gerak mereka.
Beberapa anggota juga tim diminta untuk menjadi koresponden untuk surat kabar dan majalah. Tugasnya, melaporkan segala kegiatan mereka di China.
from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2UqoYhhBagikan Berita Ini
0 Response to "10-4-1971: Diplomasi Pingpong, Ketidaksengajaan yang Cairkan Hubungan AS - China"
Post a Comment