:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2769054/original/064938100_1554357964-OK_Suasana_magis_pada_setiap_Pilkades_Cirebon_digelar.jpg)
Pemilihan kepala desa di Cirebon tersebut bukan hanya sekadar proses pesta demokrasi di tingkat desa. Dari catatan yang didapat, pilkades diketahui berusia lebih tua dibandingkan pilpres yang ada di Amerika Serikat.
Sejarawan Cirebon Nurdin M Noor menyebutkan, Kuwu, asal kata dari bahasa Sansekerta dengan padanan kata dari Cakradara, berarti 'penguasa setingkat adipati'. Seperti Akuwu Tunggul Ametung di Singosari.
Nurdin menjelaskan, pemilihan kepala desa pertama di Cirebon dilakukan sejak tahun 1604 dengan model pemilihan One Man One Vote. Sementara pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 1774 dengan dipilih langsung oleh lembaga pemilihan umum.
"Jadi kalau ada yang bilang demokrasi kita meniru gaya Barat, saya kira keliru. Dari model pemilihan pemimpinnya saja lebih dulu kita di Indonesia, tepatnya Cirebon," ujar Nurdin.
Rata-rata para kuwu berkuasa selama belasan tahun, dipilih berdasarkan ilmu, akhlak, dan tanggung jawab. Pemilihan kuwu sebelum Belanda berkuasa diserahkan kepada masyarakat dan mendapat restu Sultan.
Kotak suara pada masa pemilihan kuwu berupa bumbung bambu. Setiap pemilih mendapat sebuah koin atau biting kayu yang dimasukkan ke dalam bumbung kuwu yang mengikuti pemilihan.
Calon kuwu dibungkus dengan kain berwarna tertentu sebagai lambang kuwu pilihannya. Saat Belanda berkuasa penuh, harus mendapat restu Belanda.
"Pada akhir abad 19 atau awal abad 20 kemungkinan kuwu mulai dipilih secara langsung, bebas, dan rahasia oleh masyarakat di kotak suara. Untuk kuwu yang sudah tidak menjabat disebut kuwu manten, berdasarkan kaidah bahasa Sunda," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Peran dukun dianggap penting dalam momen pemilihan umum terutama di tingkat desa di Cirebon
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Adu Kekuatan Mantra Magis Dukun Cirebon di Ajang Pemilu"
Post a Comment