:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2787560/original/074510100_1556134773-IMG_20190324_163420.jpg)
Liputan6.com, Pasuruan - Pohon alpukat tumbuh di kiri kanan jalan. Serta tegak berdiri di pekarangan rumah dan kebun penduduk. Bibit tanaman bernama latin Persea americana ini juga tampak di polybag yang tertata rapi berada di halaman depan rumah – rumah warga.
Di Desa Jatisari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Sebuah desa di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut (mdpl) di lereng Gunung Arjuna. Sejauh mata memandang, pohon alpukat tumbuh subur di bersama pohon durian.
Ada lima jenis alpukat yang dibudidayakan warga Jatisari yakni alpukat Arjuna, Pameling, Aligator, Florida dan Markus. Dua jenis lagi sedang dikembangkan, yakni Arjuna Mentega dan Columbus. Desa ini memiliki produktivitas alpukat yang berlimpah.
Satu pohon mampu menghasilkan sampai 1,5 kuintal alpukat. Sebab buahnya bisa seberat 1 kilogram sampai 1,5 kilogram. Di puncak masa panen selama periode Februari – April, lebih dari 200 ton alpukat mampu dihasilkan.
Hasil panen biasanya dikirim ke Pasar Purwodadi, Pasuruan maupun ke Pasar Lawang, Kabupaten Malang. Para pengepul juga kerap datang langsung mengambil, membeli dengan sistem borongan alias menebas.
M Ilyas, seorang petani alpukat di Dusun Andongbang, Desa Jatisari, Pasuruan, mengatakan setahun terakhir ini budidaya buah berkulit halus ini semakin meluas. Sudah 10 ribu bibit yang baru disebar ke warga untuk ditanam.
“Banyak yang mulai menanam bibit di kebun dan halaman rumah mereka,” kata Ilyas pertengahan April lalu.
Kebun milik Ilyas jadi salah satu pusat pembibitan di desa ini. Penanaman ribuan bibit itu bukan tanpa sebab. Ingin menjadi desa agro alpukat. Menawarkan ke siapa saja yang tertarik belajar budidaya sampai memetik buah langsung di pohon.
“Kami siap menjamu siapa saja yang ingin merasakan suasana pedesaan pagi hari dan belajar berkebun alpukat,” tutur Ilyas.
Rumah penduduk turut disiapkan sebagai tempat menginap. Warga mengolah daging buah bertekstur lembut itu jadi berbagai produk olahan untuk dicecap. Seperti es krim sampai puding alpukat hasil olahan warga.
“Agar siapapun yang singgah di desa ini bisa turut menikmati suguhan olahan alpukat,” kata Ilyas.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2INqCmXBagikan Berita Ini
0 Response to "Berkebun Pagi Hari ke Sentra Alpukat di Lereng Gunung Arjuno"
Post a Comment