Menurut dia, makanan tradisional yang mengandung zat berbahaya ini dapat membahayakan pengonsumsinya. Karena itu, ia mengimbau agar pedagang tak lagi menjual produk dari merek yang sama.
Sayangnya, pedagang tak mengetahui produsen kerupuk Chantir Kecil dan Mireng Lidi. Sebab, seluruh pedagang hanya kulak dari Pasar Bobotsari.
"Nanti dari kami, akan mencari tahu siapa yang memproduksi agar makanan tersebut tidak beredar dengan luas atau pun produsen ini mengganti tambahan pangan yang sehat dan berkualitas agar kesehatan tetap terjaga," dia menegaskan.
Suyono menerangkan, sebenarnya masyarakat bisa dengan mudah mengenali apakah makanan tersebut mengandung zat berbahaya atau tidak.
Jenis pangan segar seperti ikan, misalnya. Untuk melihat apakah ikan tersebut mengandung zat berbahaya seperti formalin atau tidak, dapat dilihat dari banyaknya lalat yang hinggap pada ikan tersebut.
Jika lalat yang hinggap banyak, maka dipastikan ikan segar tersebut tak mengandung zat pengawet. Sebaliknya, jika lalat enggan mendekat, bisa dipastikan ada kandungan formalin dalam ikan tersebut.
"Sedangkan untuk makanan seperti kerupuk dan makanan lain yang mengandung pewarna, apabila mengandung pewarna tekstil itu bisa terlihat warnanya terang dan menarik perhatian, inilah yang harus diwaspadai oleh pembeli," dia menjelaskan.
Sebelumnya, Tim JKPT Purbalingga juga menemukan mengandung boraks dan berpewarna teksil di Pasar Kejobong Kecamatan Kejobong dan Pasar Tobong Purbalingga.
Anggota Tim JKPT Kabupaten Purbalingga, Uning Sriwahyuni, mengatakan makanan mengandung Rhodamin B tersebut, yakni mireng lidi. Kata dia, ini bukan kali pertama makanan ini positif mengandung pewarna tekstil. Sebelumnya, di Pasar Bobotsari dan Pasar Tobong, produk serupa juga positif mengandung pewarna tekstil.
JKPT juga menemukan makanan mengandung boraks dan Rhodamin B di Pasar Tobong Purbalingga. Dua makanan, yakni kerupuk mireng dan mi positif mengandung Rhodamin B. Adapun yang mengandung borax adalah bleng cap Semar, produksi Solo.
from Berita Daerah dan Peristiwa Regional Indonesia Terbaru kalo berita gak lengkap buka link disamping http://bit.ly/2ZC6KbsBagikan Berita Ini
0 Response to "Hati-Hati Zat Berbahaya dalam Makanan Tradisional"
Post a Comment