Search

Kisah Pengalaman WNI Jadi Petugas TPS di Luar Negeri

Andre Vyatran Kasmir juga bertugas bersama Mona dan ia menjabat sebagai ketua KPPSLN di TPS 13 dan ia mengutamakan kehati-hatian dalam menjalankannya.

"Karena kita sudah disumpah untuk melakukan tugas ini secara jujur, adil, dan accountable... jadi pertanggungjawabannya bukan hanya di dunia," ujar Andre.

Sebagai ketua ia bertanggung jawab untuk memastikan di setiap kertas suara ada tanda tangannya dan mengambil keputusan sesuai peraturan.

Pada awalnya pencoblosan di Melbourne dilakukan pukul 09.00 pagi hingga 19.00 malam dan meski PPLN sudah memperkirakan jumlah pemilihnya, mereka tidak menyangka jika kemudian antrian sangat panjang mengelilingi hampir satu blok, dimana kantor KJRI Melbourne berada.

"Kita sudah siapkan mental menjelang satu jam terakhir penutupan TPS, pemilih khusus mulai masuk, the game is on," ujar Andre, yang juga mengatakan tidak ingin mengecewakan pemilih yang sudah menunggu berjam-jam.

Saat ribuan pemilih khusus membludak, Andre mengaku melihat para petugas di semua TPS tetap tenang menghadapi warga, karena semangat "kami siap melayani" yang selalu diingatkan.

"Dan di Melbourne, saya cukup salut dengan para pemilih, terutama mereka yang muda, walaupun mereka capek tetap semangat dan tak ada yang emosi."

Andre juga mengatakan semua TPS bahkan mengambil sikap proaktif untuk menjemput pemilih yang sedang mengantre, jika tahu TPS nya sudah agak kosong.

Sementara di Sydney, PPLN telah dianggap "curang" karena memutuskan untuk menutup pintu TPS padahal ada ratusan orang yang masih mengantre dan belum mencoblos.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2PcwXZn

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kisah Pengalaman WNI Jadi Petugas TPS di Luar Negeri"

Post a Comment

Powered by Blogger.