Search

21-5-1792: Kolapsnya Puncak Gunung Unzen Memicu Tsunami 100 Meter, 15.000 Orang Tewas

Sejumlah erupsi gunung berapi paling merusak dalam sejarah dikaitkan dengan kubah vulkanik yang kolaps.

Untuk memastikan keselamatan publik, pemerintah Jepang terus bekerja keras untuk meningkatkan sistem peringatan bencana dan rencana evakuasi.

Namun, kubah vulkanik, yang terbentuk ketika magma keluar dari lubang kawah dan menumpuk menjadi bentuk roti muffin, sering kali tidak mengirimkan sinyal apapun sebelum kolaps tiba-tiba. 

Apalagi, secara geologis, kubah sering kali terbentuk dengan cepat. Kubah di Gunung St. Helens di Pasifik Barat Laut AS, misalnya, tumbuh dari tinggi 16 kaki dan diameter 82 kaki setinggi 164 kaki dan diameter 606 kaki hanya dalam 24 jam.

Kini, para ilmuwan mengeksplorasi penggunaan data satelit untuk memantau kubah vulkanik, yang dapat mengarah pada deteksi dini perubahan dalam strukturnya.

"Biasanya, setelah erupsi besar, kubah berkembang dan bertindak seperti gabus sumbat," kata Michael Ramsey, Assistant Professor of Geology and Director of the Image Visualization and Infrared Spectroscopy Laboratory di University of Pittsburgh seperti dikutip dari earthobservatory.nasa.gov.

"Terkadang kubahnya mendingin dan itulah akhirnya. Namun, sering kali, kubah terus tumbuh dan menekan hingga runtuh dan menghasilkan aliran piroklastik dan aliran lumpur yang sangat berbahaya."

Bangkitnya Gunung Unzen menghasilkan kubah lava baru di puncaknya. "Itu adalah skenario terburuk, di mana kubah itu tumbuh di atas kawah dan menggantung ke samping," kata Ramsey. "Ketika kubah terus tumbuh, ia menjadi lebih tidak stabil. Bagian depan bisa runtuh dan menghasilkan aliran piroklastik besar yang menyebabkan kerusakan pada permukiman dan pertanian di bawahnya. Kemudian kubah akan membangun kembali dirinya sendiri dan mengulangi seluruh proses tersebut."

Menurut Ramsey, aliran piroklastik adalah yang paling ganas dari letusan gunung berapi. Bisa mencapai kecepatan hingga 400 kilometer per jam dan dapat menyebar sejauh 100 kilometer dari titik erupsi.

Pada tahun 1902, 29.000 orang terbunuh ketika aliran piroklastik menghancurkan kota Martinique di St. Pierre.

Aliran piroklastik juga berpotensi melepaskan lahar yang mematikan, atau aliran lumpur, selama hujan badai yang hebat. Antara Agustus 1992 dan Juli 1993, lahar dari Gunung Unzen merusak sekitar 1.300 rumah di sepanjang Sungai Mizunashi dan Nakao, yang membutuhkan evakuasi mendadak beberapa ribu penduduk.

Sensor satelit terbaru NASA, Advanced Spaceborne Thermal Emission dan Reflection Radiometer (ASTER), memiliki kemampuan unik yang membuatnya ideal untuk memantau kubah vulkanik, kata Ramsey.

Diluncurkan di atas satelit Terra pada bulan Desember 1999, instrumen ASTER menangkap gambar dengan resolusi spasial yang berkisar antara 15 hingga 90 meter.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Internasional, Sains, Feature, Kisah Inspiratif, Unik, dan Menarik Liputan6 kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2WmJq2M

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "21-5-1792: Kolapsnya Puncak Gunung Unzen Memicu Tsunami 100 Meter, 15.000 Orang Tewas"

Post a Comment

Powered by Blogger.